Surabaya, (pawartajatim.com) – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya berhasil meraih penghargaan Outstanding Abstract, sehingga berhak mendapatkan Travel Grants Award 2024.
Ia adalah Annisa Salsabila Dwi Nugrahani. Penghargaan itu ia raih setelah menyampaikan presentasi pada konferensi internasional 21st Japanese Society of Medical Oncology (JSMO) 2024 yang berlangsung di Nagoya Congress Center, Jepang, pada 22-24 Februari 2024.
Annisa menceritakan, topik presentasi yang ia bawakan berfokus pada terapi kanker darah. Dalam pemaparannya, Annisa mengungkapkan metode terapi baru pada kanker darah. “Diffuse large B-cell lymphoma merupakan salah satu keganasan darah yang paling umum, namun terapi saat ini memiliki banyak kekurangan,” kata Annisa, Senin (13/5/2024).
Menurut dia, saat ini ada inovasi pengobatan baru sebagai terapi kanker darah. Inovasi pengobatan terbaru pada kanker darah semakin berkembang, yaitu Dose-Adjusted EPOCH-R. Tapi, belum melewati proses analisis lebih lanjut mengenai efikasi dan keamanan pengobatannya.
‘’Sehingga kami melakukan meta-analisis untuk mengetahui hal tersebut,” ungkapnya. Annisa menjelaskan, ia berkolaborasi dengan rekannya yang berasal dari Universitas Indonesia untuk melakukan penelitian ini.
Menurut dia, dalam mengikuti konferensi ini, ia harus pandai dalam membagi waktu. Sebab, pada saat itu, Annisa tengah menjalani proses pendidikan dokter muda yang cukup padat.
“Seluruh persiapan lomba hingga memperoleh juara saya lakukan ketika menjalani stase mayor bedah, sehingga agak sulit pada awalnya untuk membagi waktu,” katanya. Meski demikian, topik yang menarik membuat Annisa selalu bersemangat dalam melewati setiap prosesnya.
“Tapi, karena kami rasa topik ini menarik, kami lanjutkan hingga Alhamdulillah memperoleh gelar Outstanding Award ini,” terang Annisa. Bagi Annisa, pengalaman itu merupakan pengalaman yang berharga.
Ia berkesempatan terbang ke Jepang untuk melakukan presentasi. Presentasi ia lakukan di depan para ahli onkologi yang berasal dari seluruh dunia. Terlebih, konferensi itu merupakan acara terbesar subspesialis onkologi medik terbesar di dunia.
Kondisi Annisa sebagai dokter muda tidak menyurutkan semangatnya untuk menampilkan yang terbaik. “Pengalaman yang tak ternilai harganya, terutama peserta dan narasumber lainnya semua sudah merupakan subspesialis dan saya baru sebagai dokter muda,” pungkas Annisa. (red)