Langka, Warga Kota Banyuwangi Tadarus dengan Al-Qur’an Raksasa Selama Ramadan

Warga membaca Al-Qu’ran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi selama Ramadan.
Warga membaca Al-Qu’ran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi selama Ramadan.

Banyuwangi (pawartajatim.com)- Selain kuliner, Banyuwangi memiliki tradisi unik selama bulan Ramadan. Salah satunya, tadarus menggunakan Al-Qur’an raksasa di Masjid Agung Baiturrahman, kota Banyuwangi. Selama bulan puasa, warga membaca Al-Qur’an seberat 4 kwintal itu.

Tadarus dengan Al-Qur’an raksasa ini mulai muncul sejak tahun 2010. Ukurannya 1,5 x 2 meter.

Kitab suci ini dihibahkan oleh seorang donatur. Tahun ini, yang ke-13 kalinya warga menggelar tadarus dengan Al-Qur’an raksasa. Karena ukurannya yang besar, tak semua orang diperbolehkan membacanya. Sebab, dibutuhkan tenaga ekstra untuk membuka setiap halamannya. Warga hanya diperbolehkan menyimak.

Selama tadarus, dilantukan oleh 7 Qori .Salah satunya seorang kufat atau hafidz Al-Qur’an. “ Jadi dari 7 qori Al-Qur’an raksasa ini, 1 qori ngaji, 2 qori penggeblat atau bagian membalikkan halaman Al-Qur’an supaya tidak robek dan qori sisanya nyimak dengan tenang,” kata Sekretaris Umum Yayasan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Iwan Aziez Siswanto, Senin (27/3/2023) malam.

Sama seperti masjid lain, prosesi tadarus digelar setelah sholat tarawih. Setiap malam, para Qori ini bisa menyelesaikan bacaan hingga 3 juz. Bahkan tidak sampai tengah malam. Selama Ramadan,mereka biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an tersebut hingga 2 kali.

Al-Qur’an raksasa ini ditulis tangan oleh Abdul Karim, warga  Dusun Kebunrejo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Dia seorang pensiunan guru Agama Islam di salah satu SMA. Pembuatan Al- Qur’an ini didasari kecintaannya menulis seni kaligrafi. Kitab ini menghabiskan 32 dus spidol dan 40 dus tinta. Kertasnya didatangkan khusus dari Jepang. Proses pengerjaannya selama 6 bulan. Menghabiskan biaya Rp183 juta lebih. Karya fenomenal ini dihibahkan ke Masjid Agung Baiturrahman pada 5 Sepetmber 2010. Sejak itulah, selama Ramadan, warga membacanya untuk tadarus. (udi)