Surabaya, (pawartajatim.com) – Keberangkatan jemaah calon haji di Asrama Haji Embarkasi Surabaya menyisakan cerita unik. Yakni, ketika seorang jemaah yang akan berangkat ke Tanah Suci diantar tiga bus rombongan pengantar. Bahkan, satu desa dari Madura.
Suasana haru pun mengiringi pertemuan singkat antara kerabat dan tetangga dengan jemaah dari balik pagar pemisah Asrama Haji. Meski Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya melarang para pengantar untuk datang dan masuk ke dalam Asrama Haji, masih banyak dari pihak keluarga jemaah yang tetap nekat berangkat.
Suasana di depan Asrama Haji Sukolilo Surabaya pun dipadati ratusan orang pengantar jemaah yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Meski di bawah terik panas matahari, ratusan orang pengantar jemaah haji ini rela menunggu seorang jemaah yang berada di dalam Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Suasana haru pun mengiringi pertemuan jemaah dengan rombongan pengantar yang sudah menunggu lama dari balik pagar pemisah Asrama Haji. Nur Mufah, salah satu kerabat jemaah mengaku ia sengaja menyewa tiga bus kapasitas besar untuk digunakan kerabat dan tetangga mengantar seorang jemaah dari Madura ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Bahkan, jumlah pengantar bisa setara satu desa di Madura.

“Yaa…., meskipun hanya bisa bertemu sebentar dan hanya bisa berjabat tangan dari balik pagar pemisah Asrama Haji ini, tapi kami sekeluarga sudah senang bisa bertemu. Selain memberikan dukungan moral berupa doa, kami juga memberikan dukungan semangat agar saudara kami diberi kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah haji di Makkah nanti,” ujar Mufah, saat ditemui di depan Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Minggu (28/5).
Sementara, Ahmad Hamid, pengantar jemaah dari Madura lainnya, mengaku harus sabar menunggu hingga berjam-jam di depan asrama haji karena saudaranya belum diizinkan keluar dari kamar Asrama Haji.
“Ini menunggu di sini sudah lama. Katanya belum boleh keluar dari kamar. Tapi, tetap saya tunggu, yang penting bisa ketemu dulu. Ini saya ngantar saudara saya, ibu dan anak. Ini yang ngantar ada 100an orang, bareng satu desa ini dari Madura,” terang Hamid, sambil menunggu di depan Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Para jemaah yang berangkat dari kota asal dan bergabung bersama kloter masing-masing, terlebih dahulu menginap di Asrama Haji Embarkasi Surabaya selama satu malam, untuk diberi pembekalan, pemeriksaan kesehatan ulang, pembagian paspor dan visa haji serta living cost.
Selanjutnya, pada esok harinya, tiap kloter diberangkatkan ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya. (red)