Jakarta, (pawartajatim.com) – Kuliah Umum tentang Sistem Resi Gudang/SRG di Universitas Sebelas Maret Surakarta digelar PT Kliring Berjangka Indonesia/KBI Rabu (3/11). Kegiatan yang diikuti mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, merupakan bagian dari upaya KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang/RG untuk melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat dari instrument resi Gudang/RG kepada masyarakat.

Direktur PT KBI, Agung Rihayanto, mengatakan, kegiatan edukasi kepada mahasiswa tentunya menjadi hal yang penting dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait RG.

Mahasiswa yang saat ini tengah menimba ilmu di perguruan tinggi, tentunya kedepan setelah lulus akan menjadi pelaku ekonomi masyarakat. Untuk itu, perlu pemahaman yang baik terkait RG.

Sehingga mampu menjadi ujung tombak dalam memasyarakatkan serta meningkatkan pemanfaatan resi gudang di Indonesia. “Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dengan adanya Kuliah Umum ini. Materi Kuliah umum tentang Sistem Resi Gudang/SRG ini merupakan sesuatu hal yang baru bagi mahasiswa,’’ kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Solo, Prof. Djoko Suhardjanto, M.Com, (Hons), Ph.D, Ak.

Menurut dia, SRG merupakan terobosan yang diharapkan dapat membantu petani serta kelompok tani maupun usaha kecil dan menengah, yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses permodalan terutama melalui pinjaman kredit.

‘’Dengan mengikuti kuliah umum yang diselenggarakan KBI ini, kami harapkan dapat membuka wacana bagi para mahasiswa, sehingga nantinya dapat ikut memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Widiastuti, yang turut hadir dalam kuliah umum ini mengatakan, Bappebti sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KBI dengan memberikan edukasi dan sosialisasi terkait SRG kepada para mahasiswa, yang tentunya ini dalam upaya bersama untuk mendorong keberhasilan SRG.

Selain sosialisasi sebagai bentuk penyampaian informasi dan edukasi, keberhasilan RG dapat dirasakan apabila 5 faktor kunci keberhasilan dapat terpenuhi yaitu, kordinasi pemerintah pusat dan saerah, profesionalitas pengelola gudang, adanya kelengkapan dan dukungan lembaga, sarana prasarana serta infrastruktur,  adanya akses hulu sampai dengan hilir  dan pemilik komoditi yang mandiri.

Kedepan, kata dia, Bappebti akan terus mengajak para pemangku kepentingan dalam ekosisitem resi gudang, untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat resi gudang.

SRG sendiri, lanjut dia, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan penyelesaian transaksi RG. Sedangkan RG, adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam SRG, komoditas yang dapat masuk ke SRG meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai serta ayam karkas beku.

Data dari PT KBI sebagai Pusat Registrasi RG menyebutkan, sampai dengan kuartal III/2021, jumlah RG yang telah diregistrasi mencapai 481 RG, dari 10 komoditas dengan total volume 9,932 juta kg.

Sedangkan dari sisi pembiayaan, sampai dengan kuartal III/2021, tercatat pembiayaan RG sebesar Rp 215,1 miliar. Agung Rihayanto, menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan SRG.

Tantangannya adalah bagaimana memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat instrumen ini. Selain edukasi kepada para petani dan pemilik komoditas, kami juga melakukan sosialiasi dan edukasi kepada para mahasiswa yang kami jalankan melalui KBI E-ducentre dengan program KBI Goes to Campus.

‘’Kedepan, rencananya kami akan terus menjalankan program ini ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia,’’ kata Agus. KBI sebagai Pusat Registrasi RG akan terus mengajak semua pemangku kepentingan untuk turut serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Untuk itu, KBI melalui KBI E-ducentre tengah menyusun berbagai materi yang kedepan bisa dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk dimasukkan dalam mata kuliah bagi mahasiswa, khususnya terkait SRG yang menjadi bagian dari pengetahuan tentang Supply Chain.

‘’Selain itu, KBI educentre juga akan membuka kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, untuk bersama-sama melakukan riset-riset dalam rangka pengembangan resi Gudang,” ungkap Agung Rihayanto. (bw)