
Surabaya, (pawartajatim.com) – Sebanyak 256 peserta dari 5 negara mengikuti International Conference of Advanced Technology and Multidiscipline (ICATAM) 2025 yang digelar Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM Unair) di Gedung Nano Kampus MERR-C Unair Surabaya.
Gelaran ICATAM kelima yang berlangsung mulai Kamis hingga Sabtu, 25-27 September 2025 ini digelar bersamaan dengan i-PACT (International Conference on Innovation in Power and Advanced Computing Technologies) dengan skema hybrid.
Pada tahun ini, FTMM Unair berkolaborasi dengan dua kampus negara sahabat, yakni Universiti Malaya (UM) Malaysia dan Vellore Institute of Technology (VIT) India untuk berkolaborasi bertukar gagasan di berbagai disiplin ilmu teknik dan teknologi.
Konferensi kolaboratif internasional perdana bertema “Electronis Power Energy dan Computing Technology” ini menjadi landasan bagi FTMM untuk memperkuat jejaring akademik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Bahkan, secara khusus FTMM menandatangani MoU dengan VIT India, mengenai kerja sama dalam publikasi dan riset bersama, serta pengaplikasiannya di lapangan. Penandatangan MoU dilakukan oleh Dekan FTMM Prof Dr Ir Retna Apsari MSi, IPM dan Dekan School of Electrical Engineering VIT Dr M Kowsalya.
Bahkan, secara khusus FTMM menandatangani MoU dengan VIT India, mengenai kerja sama dalam publikasi dan riset bersama, serta pengaplikasiannya di lapangan. Penandatangan MoU dilakukan Dekan FTMM Prof Dr Ir Retna Apsari MSi IPM, dan Dekan School of Electrical Engineering VIT Dr M Kowsalya.
Dekan FTMM Prof Dr Ir Retna Apsari MSI IPM mengatakan, untuk kali pertama ketiga kampus bersatu melakukan konferensi internasional, yakni Unair, UM Malaysia, dan Vellore Institute of Technology (VIT) India yang didukung penuh Institut of Electrical and Eletronic Engineers (IEEE) Indonesia Section.
“Diharapkan ketiga kampus bisa bersinergi dalam berbagai bidang sains, teknik dan teknologi sesuai dengan tema, menyangkut inovasi mutakhir dalam sistem ketenagalistrikan dan komputasi canggih, sekaligus mengeksplorasi topik-topik baru seperti jaringan cerdas dan mikro, kendaraan listrik, teknologi otomasi dan komputasi dalam bangunan komersial hijau, pencitraan molekuler, sistem fotonik cerdas, dan komputasi kognitif,” ujarnya.
Prof Retna menjelaskan, kerja sama selama ini bersama dengan UM Malaysia, bagi FTMM Unair sangat penting untuk lebih mengangkat reputasi Unair di kancah global, mengingat peringkat dunia UM Malaysia berada di level 58 dunia versi QS World University Rankings.
Sedangkan, kerja sama dengan VIT India juga untuk menambah ekspansi negara di area kerja sama internasional. “Kami belum bekerja sama dengan India. VIT menjadi pintu masuk bagi Unair untuk berkolaborasi akademis dengan kampus-kampus di India nantinya,” ungkapnya.
Prof Retna menyebut, yang membedakan pelaksanaan ICATAM 2025 dengan gelaran empat kali sebelumnya adalah hadirnya perwakilan dari kalangan profesional industri. Dalam ICATAM 2025 dihadirkan PT PLN Nusantara Power, anak perusahaan PT PLN.
Dean Faculty of Engineering UM Prof Nik Nazri Nik Ghazali menyambut baik kerja sama dengan FTMM Unair. Pihaknya terbuka untuk bekerja sama melakukan riset, publikasi bersama.
“Unair juga dikenal kampus bereputasi dunia, tentu kami senang bisa bekerja sama. Kami berharap indeks kampus kami terus naik, jika kualitas kampus sudah diakui, ada kepercayaan masyarakat dan imbasnya akan banyak mahasiswa kuliah di UM Malaysia,” terangnya.
UM Malaysia juga terbuka jika diajak Unair untuk mengimplementasikan semua riset, penelitian bersama di lapangan agar manfaat inovasi bisa dirasakan masyarakat luas di dua negara dan komunitas internasional. (red)