Surabaya, (pawartajatim.com) – Kolaborasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur/Jatim dengan Otoritas Jasa Keuangan/OJK, Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan/LPS II Jatim, dan Kantor Perwakilan Kemenkeu Jatim terus menggelinding. Mereka bergiliran menjadi tuan rumah dalam menggelar temu bulanan Bersama media.
Kali ini, yang menjadi tuan rumah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur/Jatim dengan menggelar Media Briefing gabungan untuk kesekian kalinya ini mengambil thema ‘Penguatan Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim yang Berkelanjutan : Transformasi Menuju Indonesia Emas 2045’ digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim Jum’at (7/2) lalu.
Sebagai pemateri pertama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Erwin Gunawan Hutapea menyatakan, ekonomi Jatim 2024 lalu tumbuh 4,93 persen dan terjaga dengan baik. Kinerja ekonomi utamanya ditopang oleh komponen investasi sejalan dengan peningkatan investasi non-bangunan, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pada awal 2024, serta berlanjutnya proyek konstruksi swasta di Kawasan Industri/KEK.
Secara sektoral, membaiknya ekonomi Jatim didorong sektor perdagangan dan akomodasi, makan, dan minum, serta konstruksi. ‘’Pertumbuhan ekonomi Jatim 2024 didukung terkendalinya inflasi sebesar 1,51 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,92 persen (yoy) dan inflasi nasional sebesar 1,57 persen (yoy),’’ ujarnya.

Sementara, Kepala LPS II Provinsi Jatim, Bambang S. Hidayat, menyatakan, LPS menjamin lebih dari 608 juta rekening simpanan di bank umum serta 15,8 juta rekening di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), mencakup 99,9 persen dari total rekening di Indonesia.
LPS, kata dia, memiliki peran dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. “Dengan jaminan LPS ini, kami ingin memastikan masyarakat tidak perlu khawatir lagi akan keamanan dana mereka yang disimpan di bank,” papar Bambang.
Sedangkan, Kepala Kantor OJK Jatim, Yunita Linda Sari, menyampaikan kinerja perbankan menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan peningkatan kredit sebesar 8,04 persen (yoy) mencapai Rp 614 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,73 persen (yoy) menjadi Rp 790 triliun.
Stabilitas perbankan juga tercermin dari rasio NPL yang turun menjadi 2,88 persen dan CAR yang kuat sebesar 29,58 persen. Ketahanan perbankan terhadap risiko likuiditas terjaga sebagaimana tercermin dari AL/DPK sebesar 15,01 persen dan AL/NCD sebesar 68,58 persen.
‘’Solidnya kinerja perbankan 2024 juga sejalan dengan capaian kinerja pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, Dana Pensiun, dan Perusahaan Pembiayaan yang membaik,’’ papar Yunita. Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jatim, Dudung Rudi Hendratna, menggarisbawahi, perekonomian Jatim menunjukkan kinerja yang menggembirakan pada akhir 2024.
Karena didorong penerimaan perpajakan yang melampaui target dan belanja negara yang menjadi penyangga stabilitas ekonomi. Dudung, menyatakan, penerimaan perpajakan Jatim menunjukkan hasil yang positif pada 2024.
Secara keseluruhan, penerimaan pajak tercatat mencapai 100,54 persen dari target yang ditetapkan, dengan nominal sebesar Rp 261,92 triliun, melebihi target yang sebesar Rp 260,51 triliun. Pertumbuhan penerimaan ini tercatat sebesar 5,09 persen (yoy), didorong kenaikan sektor PPN, PPh, cukai, serta Bea Masuk, PBB, dan Bea Keluar. (bw)