Khutbah Idul Fitri di Balongpanggang, H Hariyanto Paparkan Resep Keluar dari Hati Ruwet

Gresik, (pawartajatim.com) – Penyerahan diri sepenuhnya/tawakkal kepada ilahi bisa menjadikan hati terasa tenang. Dengan totalitas penyerahan diri (sumeleh – bahasa Jawa) hati atau  pikiran yang ruwet akan terurai dan akhirnya memperoleh sebuah ketenangan atau tentram.

Demikian disampaikan Dr. H. S Hariyanto Spd MM saat menjadi khatib sholat Idul Fitri Masjid KH Robbach Ma’sum Komplek Islamic Center di Desa Wates Balongpanggang Gresik, Senin (31/3). Ratusan jamaah pria dan wanita penuh sesak memadati ruang masjid yang berada di lantai 2 bangunan Islamic Center ini.

Itulah resep yang disampaikan khatib untuk keluar dari pikiran ruwet. Apabila tidak bisa sumeleh atau mengendalikan diri setelah puasa Romadhon  sebulan penuh berarti gak ngefek/berdampak.

“Bila setelah Romadhon tidak ada perubahan bahkan tambah nemen berarti puasanya tidak ngefek,” tandas Hariyanto yang juga sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik ini.

Mendapatkan hati yang tenang itu, lanjut Hariyanto merupakan salah satu dari ciri bahwa puasanya diterima Allah Swt. Dan 3 ciri lainnya bahwa puasa diterima adalah sikap dermawan atau luman.

Jamaah sholat Idul Fitri sedang mendengarkan khutbah. (foto/dra)

“Bila sebelum Romadhon seseorang kikir atau medit dan sehabis puasa menjadi dermawan maka itu tanda puasanya diterima oleh Allah,” papar pria asli Desa Kemudi Duduksampeyan Gresik ini.

Orang yang luman itu wadah rezekinya menjadi luas. Jadi  jangan pelit atau kikir dalan kehidupan bermasyarakat ini. Kemudian ciri yang ketiga yaitu Sabar tidak mudah marah. “Kalau sebelum Romadhon suka dendam, gampang marah dan sekarang bisa lebih sabar maka itu pertanda puasanya memiliki efek yang bagus,” tandas pria yang memperoleh gelar Doktor dari Unesa Surabaya belum lama ini.

Selanjutnya ciri yg keempat puasa diterima adalah memiliki jiwa pemaaf. Suka memberi maaf kepada sesama, tidak gampang tersulut amarah atau emosi. Khatib menyampaikan khutbahnya dengan instonasi berapi-api. Sehingga tampak para jamaah menyimak petuah-petuah yang disampaikan oleh pria yang sarjana S-1 nya mengambil jurusan sejarah ini.

Usai khutbah Idul Fitri, Takmir masjid Robbach Ma’sum menggelar acara santunan pada anak Yatim. Sebanyak 60 anak menerima  bingkisan dan uang saku. “Ini merupakan bentuk perhatian kami. Penerima santunan ini berasal dari beberapa desa sekitar masjid,” kata Mulyanto MM Ketua Takmir Masjid Robbach Ma’sum usai penyerahan santunan.

Dan yang bertindak sebagai Bilal dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri ini adalah Sulton dari desa Wates Balongpanggang. Sulton merupakan alumni dari pondok Mambaul Hikam Blitar. (dra)