Ustadz Zainul Arifin sedang menyampaikan ceramah. (foto/nanang)

Surabaya, (pawartajatim.com) – Ada hal yang tak biasa di Jalan Ngagel Rejo, Kelurahan Ngagel Rejo, Kecamatan Wonokromo. Sejak siang jalan sepanjang kurang lebih satu kilo yang menghubungkan Jl. Bung Tomo dan Bratang ditutup untuk kendaraan umum dan pelintas jalan lainnya.

Rupanya di sepanjang jalan tersebut, tepatnya di sekitar depan Masjid Al Hidayah sedang di pasang panggung untuk acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Benar saja Minggu (22/9) sekitar pukul 19.00 WIB bakda Shollat Isya, warga dari berbagai kampung di RW 1 sampai RW 16 Kelurahan Ngagel Rejo, seperti Ngagel Rejo, Ngagel Dadi, Ngagel Mulyo, Ngagel Tirto Bratang, Krukah, Baratajaya dll, berduyun-duyun mendatangi lokasi acara tersebut.

Tak hanya jemaah perempuan, tetapi juga laki-laki, dan anak-anak tampak antusias memadati ruas jalan tersebut. Mereka tampak antusias mengikuti rangkaian acara hari besar Islam tersebut, mulai dari atraksi santri cilik, sambutan-sambutan, pembacaan ayat suci Al Qur’an, sholawatan dan pengajian.

Persembahan Sholawat oleh Santri cilik Masjid Al Hidayah. (foto/nanang)

Saat Ustadz Zainal Arifin,S,Hum, Pengasuh Majelis  Mardhatillah Pondok Gaul Surabaya Jl. Tambak Asri Surabaya, menyampaikan ceramah agama tentang pentingnya Shollat dan mendekatkan diri kepada Allah, para jemaah tampak serius dan antusias mendengarkannya.

Seringkali mereka juga tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tertawa, saat Ustadz gaul tersebut menyampaikan joke yang lucu dan mengocok perut. Seperti parikan ‘Iwak Bandeng,Iwak Sepat, Percuma Ganteng, Lek Gak Shollat’.

Indah Susanti, salah seorang jemaah perempuan asal Ngagel Rejo Utara yang hadir, menyampaikan bahwa materi dakwah yang disampaikan jelas, lugas, dan sangat mengena. “Kami sangat terkesan dengan siraman rohani yang disampaikan, serius tapi santai dan lucu,” kata Indah Susanti yang juga pengusaha sinom Kenangan Indah ini.

Jemaah perempuan tampak antusias mengikuti pengajian. (foto/nanang)

Tak hanya lucu semata, tetapi Ustad asli Arek Suroboyo ini juga menanamkan rasa nasionalisme dan cinta kepada tanah air. Para jemaah yang hadir juga diajak menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Garuda Pancasila, Padamu Negeri, dan Yahlal Wathon.

Diujung acara, para jamaah menyenandungkan sholawat dan diiringi dengan temaram cahaya flash atau lampu handphone di tengah kegelapan, sehingga seperti sekumpulan kunang-kunang di rerumputan.

Kegembiraan jamaah tidak hanya berhenti disitu, mereka juga diberikan hadiah kejutan yang menarik dari panitia berupa aneka gerabah dan alat dapur. (nanang)