Surabaya, (pawartajatim.com) – Kunjungan Presiden RI Joko Widodo, saat peninjauan harga bahan pokok di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya, Sabtu (18/2) diwarnai keriuhan para pengunjung yang ada di pasar tersebut. Keriuhan ini lantaran Presiden Jokowi, membagikan sembako dan kaos ke warga yang ada di dalam maupun di luar pasar.
Adanya aksi bagi-bagi sembako dan kaos gratis ini disambut antusias warga Surabaya yang berada di sekitar pasar. Pasukan Pengamanan Presiden/Paspampres juga terlihat membantu membagikan kaos untuk warga yang sejak dari pagi buta telah menunggu kedatangan Jokowi.
Salah satu pengunjung pasar, Ny Deny, mengatakan, jika dirinya sangat senang mendapatkan bantuan sembako gratis dari Jokowi. “Senang mas rasanya, dapat bantuan sembako dari pak Jokowi,” kata ibu muda berhijab ini.
Hal serupa juga dikatakan Hariyono, pengunjung pasar ini mengaku jika ia senang sekali mendapat bantuan dari Jokowi, apalagi ia baru pertama kalinya melihat langsung sang presiden. “Dapat bantuan sembako, senang sekali, baru kali ini bisa langsung melihat pak Jokowi,” ucap warga asal Sidoarjo ini.
Hal senda juga diucapkan oleh Nur, Ibu rumah tangga ini mengaku dari pagi dapat ke pasar sengaja untuk dapat melihat langsung Presiden RI, beruntungnya ia malah mendapatkan sembako dan kaos langsung dari Jokowi.
“Dapat sembako dan kaos mas. Sangat bermanfaat sekali. Terima kasih pak Jokowi,” tegasnya. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo sidak harga kebutuhan pokok di pasar Wonokromo Surabaya. Kedatangaan Presiden RI di pasar tradisional kota Surabaya ini untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok di Jawa Timur/Jatim.
Ada sejumlah lapak yang disidak Presiden, diantaranya lapak beras, minyak kita, daging ayam dan daging sapi. Dalam kunjungannya Presiden memastikan bahwa harga kebutuhan pokok di Jawa Timur stabil, terutama minyak kita.
Presiden memastikan bahwa meski tidak melimpah namun stok minyak kita tersedia di pasaran. Selain itu, Presiden Jokowi, juga memastikan bahwa harga beras turun dan tidak akan mempengaruhi nilai inflasi.
Sejumlah daerah di Indonesia juga dipastikan akan memanen beras di bulan maret untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika kebutuhan beras tetap tinggi maka tidak menutup kemungkinan pemerintah akan membuka kran impor. (red)