
Banyuwangi (pawartajatim.com)- Batik kreasi Banyuwangi makin dikenal. Apalagi, masuk Pemkab Banyuwangi memberikan wadah bagi dunia fashion. Ajang ini dikemas dalam Banyuwangi Batik Festival (BBF).
Inovasi Pemkab ini membawa dampak bagi perajin batik di Bumi Blambangan. Setiap tahunnya, omzet perajin batik meningkat. Bahkan,omzet setiap perajin bisa tembus hingga Rp40 juta per bulan.
Batik Banyuwangi tak hanya diminati warga lokal. Namun, nasional. Pengiriman batik merambah ke sejumlah daerah. Bahkan, luar negeri. “Pasar batik Banyuwangi sangat luar biasa. Kami banyak dapat orderan bahkan hingga ke Papua, Kalimantan, bahkan Malaysia,” kata Susi, perajin batik Banyuwangi.
Meroketnya pasar batik Banyuwangi seiring banyaknya even budaya di daerah ini. Salah satunya, BBF. “ Melalui BBF, tak sekadar ajang pelestarian dan fashion batik. Tapi, ikut mengangkat pasar batik,” jelas perajin yang sudah menggeluti batik selama 13 tahun ini.
Tak hanya perajin, desainer batik ikut terdampak meroketnya pasar batik. Mereka bisa merancang beragam motif dalam kain batik. Lalu, dibuat beragam pakaian menawan. “ Dengan ketelatenan, kita bisa membuktikan jika batik Banyuwangi bisa dijadikan fashion, bukan sekadar pakaian sehari-hari,” kata Umi Najiha, salah satu desainer butik.
Menurutnya, batik Banyuwangi memiliki motif beragam. Sehingga, bisa digunakan berbagai model fashion. “Batik Banyuwangi memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya berbeda dari batik daerah lain. Motif-motifnya kaya akan makna dan warna yang cerah. Ini membuat batik Banyuwangi semakin diminati oleh pasar nasional,” tutupnya.
BBF menjadi ajang adu gengsi para pembatik dan desainer Banyuwangi. Kegiatan ini, tak sekadar acara fashion. Namun, cara jitu Pemkab Banyuwangi melestarikan batik khas Osing. Sekaligus menumbuhkan industri batik.
Setiap tahunnya ajang BBF mengangkat motif batik banyuwangi yang berbeda. “ Harapannya, batik Banyuwangi dapat semakin dikenal dan mampu bersaing pasar nasional bahkan dunia,” kata Pj Bupati Banyuwangi, Sugirah. (udi)