Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Pemerintah Kabupaten/Pemkab Banyuwangi memiliki cara jitu menekan harga sembako. Salah satunya membuat Toko Pengendalian Inflasi Banyuwangi (TOP Si Wangi). Program ini sebagai toko penyeimbang mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga bahan pokok. Pemkab bermintra dengan Bulog dan toko sejumlah toko sembako.

“Ini salah satu cara kami agar saat terjadi kenaikan harga toko-toko ini bisa menjual bahan pokok dengan harga yang terjangkau. Ini akan melengkapi operasi pasar keliling,” kata Bupati Ipuk Fiestiandani, Sabtu (20/1/2024).

Inovasi ini juga bagian dari program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Yaitu, melakukan langkah preventif  ketersediaan bahan pokok yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

“Karena itu TPID menggandeng mitra toko-toko milik warga sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau dan dekat dengan masyarakat. Kami dorong di setiap pasar ada Top Si Wangi,” jelasnya.

Melalui program ini, toko-toko tersebut setiap harinya menyediakan bahan pokok dengan stok cukup, mutu  baik dan harga terjangkau. Bulog menjadi pihak penyuplai bahan -bahan pokok tersebut.

“Ketika ada harga kebutuhan pokok tertentu yang melesat cukup tinggi, maka toko penyeimbang akan menjual barang yang naik itu dengan harga yang sudah disubsidi. Harapannya agar harga bisa kembali stabil dan terkendali,” jelasnya lagi.

Inflasi di Banyuwangi tahun 2023 menjadi yang terendah di Jatim sebesar 2,15 persen. Angka ini lebih rendah dari angka inflasi nasional senilai 2,61 persen. Sedikitnya 147 toko yang dijadikan mitra program sembako ini.

Seperti beras, minyak goreng dan gula pasir. Harga yang dijual ke para pemilik toko merupakan harga distributor. “Sehingga harga jual ke konsumen juga bisa stabil, tidak fluktuatif,” kata Kepala Bulog Cabang Banyuwangi Harisun. (udi)