
Malang, (pawartajatim.com) – Dinas pendidikan Kabupaten Malang membentuk karakter positif pelajar Sekolah Menengah Pertama/SMP. Karena itu, pramuka adalah laboratorium kepemimpinan bangsa. Melalui kegiatan kepramukaan yang penuh semangat, kolaborasi, dan disiplin, peserta didik tidak hanya memperoleh pembelajaran berbasis nilai, tetapi juga menumbuhkan karakter tangguh yang dibutuhkan untuk masa depan. Kata kepala dinas pendidikan.
Penegasan itu dikemukakan Kadis Pendidikan Kabupaten Malang, Dr. Suwadji, di Malang Rabu (17/9). Menurut dia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri/Permen Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 yang menetapkan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib disemua satuan pendidikan menengah.
Langkah ini diambil setelah melihat urgensi memperkuat nilai-nilai Pancasila, tanggung jawab sosial, serta ketahanan karakter di tengah tantangan era digital. Mengusung semangat tujuh kebiasaan anak pelajar.

Seluruh rangkaian perkemahan dirancang untuk membiasakan peserta menjalani kehidupan sehat dan bermakna. Tujuh Kebiasaan Anak pelajar yang dibiasakan adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat.
“Nilai-nilai kecil ini yang kelak akan membentuk karakter besar. Di masa depan, integritas akan lebih penting daripada sekadar kertas,” tambah Ketua MKKS Sekolah Negeri, Suntoro. Ia menjelaskan kegiatan ini menjadi wahana konkret dalam menginternalisasi kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari siswa.
“Seluruh aktivitas selama perkemahan, mulai dari orientasi kelompok, kegiatan rotasi, malam persahabatan, hingga aksi sosial di masyarakat dirancang mencerminkan Tujuh Kebiasaan Anak pelajar SMP Hebat yang menjadi program prioritas kami,” jelasnya.
Testimoni dari siswa membuktikan efektivitas pendekatan ini. Seorang peserta mengaku kini terbiasa bangun lebih pagi dan senang berolahraga. Peserta lainnya menyatakan lebih memahami pentingnya makan sehat dan semangat berkontribusi pada masyarakat sekitar.
“Perkemahan ini membuktikan pembiasaan sederhana bisa mencetak generasi hebat. Pelajar sekolah pendidikan karakter sejati,” ujarnya. Suwadji mengingatkan, dampak negatif teknologi digital, yang hanya bisa dihadapi dengan ketahanan karakter.
Menurut dia, gerakan Karakter harus hadir sebagai benteng moral dan sosial bagi generasi muda, dan karena itu akan terus memperluas kegiatan. Sebagai penutup, Suwadji memberikan pesan kepada para peserta agar menjadi pelopor kebaikan dan membawa nilai-nilai positif yang diperoleh ke sekolah dan lingkungan sekitar.

“Pelajar adalah generasi yang akan memimpin selanjutnya. Tidak semua pelajar akan jadi guru, tentara atau dokter tapi semua bisa jadi manusia bermanfaat. Jadilah diri sendiri yang jujur, tangguh, dan berintegritas, di manapun kalian berada,” ujar Kadis Dr. Suwadji.
Kegiatan ini diyakini sebagai model pembinaan karakter yang bisa direplikasi, dan menjadi bagian integral dari strategi mencapai sebuah masa depan di mana generasi muda Indonesia tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga kuat secara moral, sosial, dan spiritual. (sam)