Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Kasus tuberculosis (TBC) di Banyuwangi cukup mengkhawatirkan. Warga yang terduga terjangkit penyakit menular ini tembus 23.490 orang. Jumlah ini bertambah di tahun 2023 yang mencapai 18.565 orang.

Terkait kondisi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi bersama sejumlah pihak dan aktivis mengusulkan pembentukan Satgas Penanganan TBC. Sehingga, kasus TBC bisa tertangani dengan cepat.

Tingginya kasus TBC ini pertama kali ditemukan tahun 2018. Dari sekian kasus yang muncul, sebanyak 2.829 orang dinyatakan positif TBC. Meski terbilang besar, kasus TBC di Banyuwangi belum masuk kategori darurat.

Meski begitu, kewaspadaan wajib dilakukan. Sebab, kasus TBC ibarat fenomena gunung es. Kasus yang ditemukan jauh dari kenyataan riil di lapangan. Ini pentingnya melakukan tracing atau skrining kasus.

”Tujuannya memutus mata rantai penularan TBC,” kata Sub Koordinator Fungsional Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Ahmad Yunus Setiawan disela “Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan TBC di Banyuwangi, Jumat (15/12/2023).

Mirisnya, kasus TBC di Banyuwangi juga menular pada anak-anak. Jumlahnya mencapai 357 anak. Dari jumlah ini, sebanyak 331 anak berhasil disembuhkan. Penderita TBC juga didominasi penderita gula.

Totalnya, 317 orang. Lalu, 91 penderita TBC adalah pasien HIV/AIDS. Sementara, angka penyembuhan TBC di Banyuwangi mencapai 87.94 persen. Jadi, TBC ini bisa disembuhkan. ”Inilah pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk penanganan TBC. Kami juga menggandeng kalangan aktivis, salah satunya dari Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Banyuwangi,” jelasnya.

Kondisi penyebaran TBC yang mengkhawatirkan ini membutuhkan penanganan serius. Karena itu, Satgas Percepatan Penanganan TBC ini diharapkan segera terbentuk. Sehingga, kasus TBC di Banyuwangi bisa ditekan.

“Kami mengusulkan dan mendorong dibentuknya Satgas Percepatan Penanganan TBC. Ini penting untuk penanganan TBC yang komperhensif di Banyuwangi,” kata Yulia Putri Rahmida, Pengelola Program TBC Komunitas YABHYSA Banyuwangi.

Saat ini, Satgas Percepatan Penanganan TBC ini masih menunggu persetujuan dari Bupati. Jika Satgas terbentuk, diharapkan penanganan TBC bisa cepat. Sebab, melibatkan berbagai elemen.

Mulai Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag, aktivis hingga kalangan jurnalis. “ Kami memiliki puluhan relawan yang tersebar di seluruh wilayah di Banyuwangi untuk penanganan dan tracing penderita TBC,” tutupnya. (udi)