Surabaya, (pawartajatim.com) – Upaya menekan angka persebaran kasus aktif Covid-19 di Kota Pahlawan terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Hasilnya, sejak minggu kedua bulan Maret hingga 12 April, kasus Covid-19 mengalami penurunan signifikan.
Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina, mengatakan, berdasarkan data assessment situasi Covid-19 di Kota Surabaya oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pada Minggu kedua bulan Maret 2022 – minggu kedua bulan April, kasus konfirmasi Covid-19 berada di angka 53.93 persen per 100.000 penduduk menjadi 6.76 per 100.000 penduduk.
“Angka rawat inap RS mencapai 7.41 persen per 100 ribu penduduk, menjadi 2.29 persen per 100 ribu penduduk. Serta, angka positif rate sebesar 8.36 persen menjadi 1.24 persen,” kata Nanik sapaan akrabnya, Senin (18/4).
Tak hanya itu, sejak 23 Maret, penambahan kasus harian konfirmasi Covid-19 di Kota Surabaya, berada dibawah angka 100 (pasien). Dan per 6 April – 12 April, penambahan kasus harian konfirmasi Covid-19 berada dibawah angka 50 (pasien).
“Penyebab terjadinya penurunan kasus Covid-19 di Kota Surabaya adalah capaian program vaksinasi yang cukup baik. Yakni, capaian dosis primer maupun booster yang cukup signifikan, sehingga membentuk kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19,” jelas dia.
Selain itu, Dinkes Kota Surabaya juga terus berupaya untuk melakukan pembatasan aktivitas masyarakat. Mulai pembatasan mobilitas masyarakat antar wilayah di Indonesia, hingga luar negeri untuk meminimalisir potensi terjadinya penularan Covid-19.
“Hal ini dinilai efektif untuk menurunkan penularan Covid-19 di masyarakat, dengan terus dilakukan dievaluasi setiap dua pekan. Serta, melakukan pengawasan prokes untuk memastikan kedisiplinan masyarakat,” ungkap dia.
Meski terjadi penurunan kasus aktif Covid-19, pihaknya tetap konsisten dengan upaya yang dilakukan selama ini untuk menurunkan risiko penularan kasus. Khususnya di ruang lingkup keluarga, tempat kerja, tempat belajar dan lingkungan masyarakat.
“Mulai penerapan prokes di setiap bidang seperti keagamaan, pendidikan, industri dan transportasi secara terintegrasi dengan pengawasan ketat. Kemudian, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam mengakses tempat-tempat umum dan layanan publik,” terang dia.
Nanik menambahkan, upaya untuk menurunkan resiko penularan kasus Covid-19 adalah melaksanakan surveilans aktif secara berkala. Khususnya pada closed population, yakni tempat kerja, sekolah, hotel, dan mall setiap bulan.
Melaksanakan assessment dan mitigasi terhadap tempat-tempat umum, pelaksanaan perayaan atau acara yang melibatkan peran Satgas Covid-19. “Serta, tetap mengoptimalkan peran Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo dalam melakukan pengendalian kasus Covid-19.
Hasilnya, per tanggal 12 April, tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat di Hotel Asrama Haji (HAH) nihil atau tidak ada pasien,” pungkasnya. (ko)











