Kapal Ikan Pilih Antre di Tanjungwangi Ketimbang Pelabuhan Perikanan, Ada Apa ?

Kapal ikan lego jangkar di sekitar utara Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. (foto/ist)
Kapal ikan lego jangkar di sekitar utara Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. (foto/ist)

Banyuwangi (pawartajatim.com)  – Polemik kapal ikan yang berlabuh di Banyuwangi tak kunjung selesai. Kapal ikan yang semestinya sandar di pelabuhan perikanan justru memilih antre di Pelabuhan Tanjungwangi yang idealnya untuk kapal barang. Padahal, pelabuhan perikanan tersedia tak jauh dari kawasan ini. Justru, pelabuhan perikanan dibiarkan kosong.

Dipilihnya Pelabuhan Tanjungwangi untuk bersandar sudah berlangsung lama.  Kapal ikan justru menghindari pelabuhan perikanan yang fasilitasnya lebih standar. Mereka terlihat lego jangkar di perairan utara Pelabuhan Tanjungwangi. Ternyata, mereka menunggu giliran untuk bisa bongkar di Tanjungwangi. “ Jadi, ada yang sudah selesai bongkar. Ada juga yang menunggu giliran sandar. Karena prioritas di Pelabuhan Tanjungwangi untuk kapal barang dan angkutan,” kata Kasi Lalu Lintas Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi, Budi Sanjoyo, Jumat (8/9/2023).

Meski kerap dijadikan lokasi berlabuh kapal ikan, perairan sekitar Tanjungwangi ini tak menjamin keamanannya. Ketika gelombang besar datang, kapal ikan dengan bobot 100 GT ke bawah dipastikan rawan. Apalagi, jika berlabuh dalam waktu lama. Terbaru, satu ABK hilang ketika kapal yang membawanya hanyut terbawa arus. Hingga kini masih dalam pencarian.

Meski begitu, KSOP Tanjungwangi yang berwenang memindahkan kapal-kapal ikan untuk mendarat di pelabuhan lain. Misalnya, ke Pelabuhan Perikanan Masami yang lokasinya berdekatan. Atau, ke Pelabuhan Perikanan Muncar yang khusus untuk pendaratan kapal ikan. “ Untuk sandar kapal ikan menjadi wewenang Syahbandar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” jelasnya.

Dipilihnya Pelabuhan Tanjungwangi untuk bersandar kapal ikan ternyata bukan tanpa alasan. Muncul rekomendasi dari Syahbandar Pelabuhan Perikanan untuk bersandar di Tanjungwangi. Alasannya, faktor cuaca. Pelabuhan Tanjungwangi dianggap lebih aman untuk bersandar. Kebijakan ini sudah berlangsung sejak empat bulan lalu.

Dipilihnya Pelabuhan Tanjungwangi untuk sandar kapal ikan membuat pengelola Pelabuhan Perikanan Masami merasa aneh. Sebab, pelabuhan milik swasta ini bisa digunakan sandar dengan baik. “ Katanya faktor cuaca, sehingga Pelabuhan Masami kurang aman. Padahal, kami siap memberikan asuransi jika terjadi kerusakan kapal ikan yang sandar di sini (Pelabuhan Masami). Tapi, disesuaikan dengan biaya sandar,” kata pengelola Pelabuhan Perikanan Masami, Rudi Steven.

Pemberian asuransi ini untuk menepis kekhawatiran pemilik kapal ikan jika bersandar di Pelabuhan Masami. Pihaknya juga beberapa kali melakukan uji coba kapal ikan untuk bersandar di pelabuhan miliknya. “ Kapal nelayan saja bisa bersandar dengan baik. Apalagi, kapal ikan dengan GT lebih besar,” sindirnya.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha pelabuhan perikanan swasta di Banyuwangi meradang. Terancam tutup. Penyebabnya, mereka ditinggal kapal ikan dan memilih sandar ke pelabuhan milik negara.  Padahal, pelabuhan bernama Masami ini baru dibuka awal Januari 2023. Sepinya pelabuhan ini dipastikan akan berlanjut seiring turunnya  Keputusan Menteri (Kepmen) Kelautan dan Perikanan No.139 Tahun 2023 tentang Penetapan Pelabuhan yang Memenuhi Syarat Perikanan Pasca Produksi atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak  dari Pemanfaatan Sumber Daya Alam Perikanan. Dalam Kepmen tertanggal 15 Agustus 2023 ini, Pelabuhan Perikanan di Banyuwangi jumlahnya bertambah. Awalnya hanya Pelabuhan Perikanan Masami yang dikelola swasta, ditambah Pelabuhan Tanjungwangi dan Pelabuhan Muncar yang berstatus plat merah. (udi)