Kabar Gembira…!! Arsip Sejarah Penjajahan Indonesia segera Dikembalikan

Menpan RB Abdullah Azwar Anas melihat penyelamatan arsip oleh Kepala ANRI Imam Gunarto disela Hari Kearsipan Nasional ke-52 di Banyuwangi, Senin (22/5/2023). (foto/udi)
Menpan RB Abdullah Azwar Anas melihat penyelamatan arsip oleh Kepala ANRI Imam Gunarto disela Hari Kearsipan Nasional ke-52 di Banyuwangi, Senin (22/5/2023). (foto/udi)

Banyuwangi (pawartajatim.com)- Kabar gembira dari dunia kearsipan sejarah. Dalam waktu dekat, arsip sejarah yang banyak dibawa bangsa penjajah akan segera dikembalikan. Hal ini menyusul perjanjian dengan negara bekas penjajah terkait pengembalian arsip sejarah yang dilakukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

“ Kita punya perjanjian dengan negara bekas penjajah. Arsip yang dibawa secara digital sudah dikembalikan ke Indonesia. Selanjutnya, akan menyusul arsip berharga lainnya,” kata Kepala ANRI Imam Gunarto usai pembukaan Hari Kearsipan Nasional ke-52 di Banyuwangi, Senin (22/5/2023) siang.

Selama ini arsip era kolonial itu banyak disimpan negara-negara bekas penjajah Indonesia. Diantaranya, Portugis dan Belanda. “ Ada arsip pembahasan BPUPKI yang disimpan tokoh-tokoh kala itu. Namun, ada juga yang disimpan  Belanda. Ini akan segera ditarik untuk pelengkap informasi,” jelasnya.

Ada juga, arsip tentang Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Namun, Belanda baru mengakui tahun 1946. Dokumen asli dari arsip ini yang dimiliki Sekretaris negeri Belanda ternyata tersimpan di Australia. Namun, sudah dibawa ke Belanda. Pihaknya sudah meminta kopi arsipnya ke Belanda. “ Kalau arsip yang paling berharga adalah teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno. Kita punya teknologi manual dan digital untuk arsip-arsip berharga ini,” jelasnya lagi.

Terbaru, ANRI akan menerima penyerahan dokumen arsip yang cukup tua di masa penjajahan. Yaitu, arsip kegiatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang dilaporkan ke Ratu Belanda setiap bulan. Selama ini, arsip tersebut dimiliki Belanda. Namun, arsip kegiatan selama menjajah masih tersimpan di ANRI. “ Jadi, kita perlu mendapatkan kopi digitalnya. Apakah sesuai kondisi aslinya, atau hanya laporan yang menyenangkan Ratu Belanda,” tuturnya.

Dari sekian arsip yang dimiliki ANRI, yang paling kuno adalah arsip tahun 1602. Arsip ini mengisahkan kedatangan VOC pertama kali. Mereka membuat buku harian selama masuk ke Nusantara. Ada juga, arsip yang jauh sebelum VOC, sekitar tahun 1509. Periode ini ketika Portugis masuk ke Nusantara. Arsip kuno ini dikopi langsung dari Portugal. “ Kalau arsip kuno yang lebih tua banyak tersimpan di keratin-keraton. Yang paling tua prasasti Yupa abad 4-5 Masehi di Kutai Kertanegara,” tutupnya. (udi)