Surabaya, (pawartajatim.com) – Joint Working Group (JWG) XIII 2024 yang digelar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada 2 hingga 5 Juli 2024 diharapkan menjadi penguatan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pemerintah Prancis juga sudah membuka pintu pendidikan tinggi maupun riset di Prancis untuk menerima mahasiswa Indonesia melalui program MBKM. Salah satunya, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) maupun Indonesian International Student Mobility Awards for Vocational Edition (IISMAVO).
“Penguatan kemitraan ini difokuskan pada hal yang dibutuhkan untuk pembangunan nasional. Jadi prioritas kita yaitu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Sekjen Kemendikbudristek), Suharti, Kamis (4/7/2024).
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabie Penone mengatakan, pihaknya senang dengan kegiatan dua tahun sekali tersebut yang bisa memperluas dan memperkuat jaringan kerja sama yang sudah terjalin baik selama ini.
Kata kunci dari JWG ini ialah penguatan kemitraan yang dengan ini universitas yang ada di Prancis bisa menerima mahasiswa dari Indonesia, pun mahasiswa Prancis bisa belajar di Indonesia.
”Kami percaya, program pertukaran mahasiswa itu sangat penting di mana mahasiswa bisa belajar dan saling bertukar pengalaman,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unesa, Prof Dr Nurhasan MKes menyambut baik momentum AUG 2024 yang melibatkan ratusan delegasi.
Pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat MBKM untuk memperluas jaringan kerja sama atau kemitraan internasional, salah satunya dengan Prancis. “Kami mengimplementasikan MBKM secara totalitas. Selain ikut program flagship pemerintah pusat juga terus melahirkan terobosan program MBKM mandiri yang diapresiasi Kemendikbudristek lewat berbagai penghargaan,” terangnya.
Menurut Prof Nurhasan, MBKM tidak sebatas menghasilkan para lulusan dengan kompetensi yang dibutuhkan saat ini dan yang bisa berkarier di dunia usaha dan dunia industri (DUDI), namun lebih jauh untuk melahirkan generasi yang tangguh, adaptif, dan inovatif menyongsong Indonesia Emas 2045. (red)











