Surabaya, (pawartajatim.com) – Rekam jejak kuliner chef berbakat asal Tanah Langkat di Sumatera Utara adalah kabupaten penghasil rempah-rempah. Keberadaan bumbu dapur yang melimpah telah menjadikan daerah itu sebagai daerah penyumbang aneka masakan lezat di Nusantara.
Contohnya, antara lain bolu kemojo, dodol, gulai siput, cencaluk, kue asidah, lemang, tape manis, nasi lemak sambal andaliman, dan soto udang. Selain itu, ada juga manisan halua yang merupakan camilan tradisional khas Langkat.
Adalah Afdal Irvanda Lubis, seorang putra Langkat, kelahiran Pangkalan Brandan 2 Agustus 1981, dia menghabiskan masa pendidikan mulai TK, SD, SMP, hingga SMA di Pangkalan Brandan, Langkat. Dia sangat tertarik dengan masakan khas daerah asalnya, terutama rendang daging buatan ibunya.
Kecintaan pada masakan inilah yang kelak mengubah jalan hidupnya jingga menjadi seorang chef yang berbakat. Setelah menamatkan sekolah, Afdal memutuskan untuk merantau dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Perhotelan Politeknik API Jogjakarta, kemudian terus lanjut pendidikan S1 Ekonomi Pariwisata STIE API.
Sambil bekerja sebagai tenaga casual di Italian Restoran Jogjakarta, melanjutkan pekerjaan di Sheraton Mustika. Setelah lulus Strata 1, dia memilih bekerja di Italian Restoran, kemudian lanjut di Hotel Mercure Kuta, Pullman Legian, Hyatt Jogjakarta, Alila Uluwatu, Singkeken Boutique Hotel, Timor Plaza & Apartemen Tumor Leste, Mercure, Legian, Novotel Ngurah Rai Airport, Novotel World Trade Centre Dubai, Movenpick Hotel Surabaya, Fairfieeld Surabaya, dan terakhir di Harris Bunderan Satelit.

“Posisi Executve Chef berhasil saya raih saat bertugas di Novote l Ngurah Rai Airport Bali,” kata Executive Chef Hotel Harris Bunderan Satelit, Afdal Irvanda Lubis, di Surabaya Senin (3/3). Kemampuan memasak yang dimilikinya pun semakin meningkat, mulai dari memasak masakan Indonesian, Chinese,Middle East, hingga Western food.
Menurut Chef berpengalaman, yang pernah melayani pejabat tinggi Timor Leste, Xanana Gusmao, Mari Al Katiri, serta Menteri Republik Indonesia Qurais Shihab ini, masakan yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi adalah Indonesian food, hal ini dikarenakan banyak ragam rempah yang digunakan sebagai bumbu, dan masing-masing daerah memiliki versi sendiri.
Sedangkan menurut pria yang pernah menyajikan beef tenderloin saat melayani Diva Indonesia Krisdayanti ini, untuk masakan paling disukainya adalah rendang daging. Sebagai seorang chef profesional yang pernah dibimbing langsung oleh Tutor Chef I Wayan Eka Arsana, yang merupakan seniornya saat di Pullman Bali Legian.
Chef Afdal mampu menghadirkan menu istimewa saat Imlek di Hotel Harris Bunderan Satelit, tempatnya mengabdi saat ini. Antara lain salad, Peking duck, udang sereal Crown dan dimsum. Dan hasilnya event tersebut mencapai 100 persen reservasi.
Namun, sebagai seorang manusia yang religius, Chef Afdal tetap meyakini bahwa setiap orang memiliki tangan yang berbeda dalam hal memasak. Hal ini ditunjang oleh faktor teknis dan non teknis lainnya, seperti mood, skill, prepare dan equipment.
Contohnya, saat para bawahannya harus membuat menu nasi goreng untuk tamu yang berbeda dalam waktu yang sama, pasti masih ada perbedaan dalam soal rasa. Karena itu sebagai seorang Executve Chef, dia bertindak sebagai quality control terkait rasa dan penampilan.
“Saat memasak menu nasi goreng, panas api. harus diperhatikan, supaya aromanya bisa keluar,” jelas penyuka masakan Batak seperti arsik ikan mas, naniura, dan pahjri nanas. Hal yang sangat menyenangkan bagi Chef Afdal yang membawahi 15 orang staff ini, adalah adanya kekompakan dalam timnya. Kekompakan yang berhasil dibangunnya tidak hanya hangat seperti keluarga, tetapi juga mirip militer yang penuh jiwa korsa.
“Sedangkan hal yang menyedihkan bagi saya adalah saat bertugas jauh dari keluarga,” ungkap penyuka touring traveling sepeda motor ini. Hal yang paling diingat oleh chef yang mempunyai impian terbesar memiliki Ekowisata camping ground ini, adalah saat bertugas Timor-Leste, dimana dia melakukan banyak pekerjaan secara langsung, mulai dari belanja, memasak sampai set up menu.
Kemudian saat pandemi covid 19, waktu bekerja di Bali, kitchen tempat ayah 3 anak ini bertugas ditutup dan kemudian dia harus dirumahkan. (nanang)