Jazz Gunung Ijen Lengkapi Pengembangan Destinasi Wisata di Banyuwangi

Jazz Gunung Ijen menjadi pelengkap destinasi wisata di Banyuwangi digelar, Sabtu (18/8/2024) malam. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi).
Jazz Gunung Ijen menjadi pelengkap destinasi wisata di Banyuwangi digelar, Sabtu (18/8/2024) malam. (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi).

Banyuwangi,(pawartajatim.com)– Pembangunan pariwisata di Banyuwangi dilakukan di berbagai bidang. Termasuk, musik. Jazz Gunung Ijen, salah satunya. Even ini menjadi pelengkap banyaknya destinasi wisata di Bumi Blambangan. Kegiatan ini memasuki kali kesepuluh di gelar di Taman Gandrung Terakota, Jiwa Jawa Resort, Licin, Sabtu (18/8/2024) malam.

Karena bertepatan momen Hari Kemerdekaan, Jazz Gunung Ijen 2024 mengusung tema “ Merdekanya Jazz, Merdekanya Indonesia”. Tema ini bukan tanpa alasan. Musik jazz dinilai lahir dari semangat perjuangan. Sederet musisi tanah air tampil dalam even ini. Diantaranya, Indra Lesmana yang tampil dalam format trio, Sri Hanuraga, Elfa Zulham, Kevin Yosua, Aditya Ong Quartet, Yuri Mahatma’s Straight & Stretch feat Dian Pratiwi.  “Jazz Gunung Ijen membuat peringatan HUT Kemerdekaan RI kian semarak. Semoga even-even musik semacam ini kian menambah kecintaan kita pada negeri ini,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir pada konser yang digelar di lereng Gunung Ijen tersebut.

Ipuk mengucapkan terima kasih pada pihak penyelenggara yang selama ini rutin menggelar atraksi wisata di Banyuwangi. Selama ini di Taman Terakota Gandrung tidak hanya menggelar konser music. Namun konsisten mengangkat seni budaya Banyuwangi dengan pagelaran sendratari Meras Gandrung.  “Musik adalah salah satu yang terus kami garap di antara beraneka atraksi seni budaya lainnya,” ujar Ipuk.

Penyanyi Indra Lesmana tampil dalam Jazz Gunung Ijen 2024 di Banyuwangi, Sabtu (18/8/2024). (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)
Penyanyi Indra Lesmana tampil dalam Jazz Gunung Ijen 2024 di Banyuwangi, Sabtu (18/8/2024). (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)

Direktur Utama Jazz Gunung Indonesia (JGI), Bagas Indyatmono, mengatakan digelarnya Jazz Gunung Ijen bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia. Sebab, historikal musik jazz lahir dari semangat perjuangan. Jazz merupakan musik yang “merdeka” karena dimainkan dengan “kebebasan”. “Kami selenggarakan di tanggal 17 Agustus karena ada benang merah dari semangat jazz yang penuh perjuangan,” kata kata Bagas.

Jazz Gunung Ijen merupakan perhelatan konser jazz bernuansa etnik. Setiap tahun digelar di amphiteater terbuka Taman Terakota Gandrung (TGT). TGT sendiri merupakan situs budaya dilengkapi ratusan patung penari Gandrung. Letaknya di lereng Gunung Ijen dengan ketinggian 600 mdpl.  Selain musik, pengunjung disuguhi keindahan Gunung Ijen dan hamparan persawahan yang eksotis. Mirip Ubud, Bali. (udi)