Inilah Deretan Jagoan Banyuwangi yang Sukses Munculkan Brand Lokal

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyerahkan penghargaan para juara Jagoan Banyuwangi yang sukses memunculkan brand lokal, Minggu (21/9/2025). (Foto/Humas pemkab)
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyerahkan penghargaan para juara Jagoan Banyuwangi yang sukses memunculkan brand lokal, Minggu (21/9/2025). (Foto/Humas pemkab)

Banyuwangi, (pawartajatim.com)– Setelah melalui seleksi ketat, sejumlah entrepreneur muda lolos menyandang jagoan Banyuwangi. Mereka sukses memunculkan berbagai inovasi bisnis dengan memanfaatkan potensi lokal.

Sebut saja, Eka Fahmi,  menjual bibit buah tanaman langka. Dia menggeluti bisnis umbi Yakon. Umbi ini memiliki manfaat besar. Daunnya bisa dibuat teh, membantu memerbaiki insulin. Sehingga, sangat baik untuk penderita diabetes.  Harga umbinya tinggi, kisaran Rp200.000 hingga Rp300.000 per kilogram. “ Ini peluang pasar yang bagus,” kata Eka, pemilik brand Saben Wetan ini.

Karya lainnya milik Wahyu Fatimatul. Dia menjadi salah satu pemenang jagoan Banyuwangi. Dia membuat tas cerdas untuk anak-anak sekolah. Desainnya ergonomis, dilengkapi berbagai perlengkapan pendukung. Diantaranya jas hujan, tas bekal, sensor lacak (GPS), playmate, dan lego.

Ide cemerlang ini berawal dari salah satu keponakannya yang masih SD mengalami skoliosis (kelainan pada tulang belakang) akibat sering membawa tas terlalu berat. “Selain sensor berat, tas dilengkapi dengan troli. Sehingga saat bebannya berlebih, bisa ditarik agar tidak membebani tulang belakang,” jelasnya.

Ada juga yang membuat aplikasi smart precision farming berbasis internet of Things & Flutter, Sitanam. Aplikasi ini dibangun Alvian Nur Firdaus. Teknologi  ini membantu para petani melakukan pertanian presisi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Cukup satu aplikasi, tapi banyak fungsi. Ini bisa mengetahui banyaknya air hingga menentukan jenis dan kebutuhan pupuk. Sehingga petani bisa memberikan treatment yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan tanaman,” papar Alvian.

Ada pula juara yang jeli melihat peluang usaha baru. Yaitu, budidaya kelapa varietas Genjah Entok yang dikembangkan Afan Kodir.

Ada lagi Arum, pembuat kue kering glutten free. Dia terinspirasi bagaimana membuat camilan sehat dan memanfaatkan pangan lokal. Eksperimennya membuat kue berbahan tepung singkong.

“Inshaallah ini kue “sehat”. Pesanan banyak dari luar kota, bahkan luar pulau,” kata Arum, pemilik brand “Lumbung Cookies”.

Munculnya para pebisnis muda ini memunculkan kebanggaan Pemkab Banyuwangi. Apalagi, banyak yang berpotensi meningkatkan perekonomian Banyuwangi. Jagoan Banyuwangi adalah program inkubasi yang rutin digelar pemkab sejak 2018. Tujuannya mendorong jiwa entrepreneur anak-anak muda. Sedikitnya, 100 anak muda Banyuwangi berupaya mengembangkan bisnisnya di bawah bimbingan para mentor dan praktisi.

“Saya bangga tiap tahun karya-karya anak muda di program Jagoan Banyuwangi kian kompetitif dan inovatif. Terpenting lagi memberikan manfaat pada dampak positif,” kata Bupati Ipuk, Minggu (21/9/2025). (udi/*)