Surabaya, (pawartajatim.com) – Menaklukkan kota besar seperti Surabaya, dan kemudian merasakan ramahnya kota tersebut, dan berlanjut mendapatkan keberuntungan dengan memperoleh pekerjaan sesuai yang diinginkan adalah harapan semua orang dari daerah.

Adalah Mochamad Akhsanul Kholikin yang akrab disapa Akhsan, adalah Co Chef Hotel Primebiz, asli kelahiran Kertosono Nganjuk, 5 Januari 1984. Dia termasuk kategori orang yang beruntung, kendati lahir, besar dan menempuh pendidikan di Nganjuk.

Namun, mampu menjadi seorang Chef yang sukses di Surabaya. Berawal dari cerita sedih yang terjadi setelah lulus SMA di Nganjuk, dua pernah tertipu saat mencoba mencari peruntungan di Jakarta, dia sempat  dibantu masuk kerja di pabrik elektronik LG di daerah Cinere, Jakarta.

Ternyata ujungnya dia ditipu, dan lowongan tersebut tidak pernah ada. “Akhirnya saya kuliah di Untag Surabaya jurusan D3 Perhotelan, sambil kerja di Toko Roti Igor,”kata Co Chef Hotel Primebiz, Mochamad Akhsanul Kholikin, kepada pawartajatim.com Sabtu (10/8/2024).

Kemudian Akhsan bekerja di Pharos Pharmacy, lanjut di Lapi Farmasi, terus keluar kerja dan mulai memasuki dunia perhotelan. Pertama bekerja di Hotel Sativa Mojokerto, bekerja di Carrefour Achmad Yani.

Dari sana dilanjut ke Restoran Legok Asri Sidoarjo. Kemudian masuk Fave Graha Agung sebagai Head Chef 7 tahun, dan memutuskan keluar saat pandemi covid 19. Ayah 3 anak ini lalu banting stir buka usaha katering bernama Wong Katering, yang melayani kebutuhan makan karyawan vosa, dan spazio sekitar 200 kotak per hari.

“Terus saya pindah kerja di Pan House sebagai Co Chef selama 9 bulan, kemudian di Primebiz, dan sudah berjalan 2 tahun,” jelas Chef yang dikenal ramah ini. Chef Akhsan sangat menyukai makanan Indonesian dan Chinese food, terutama makanan berkuah seperti asem asem, rawon,  sop buntut, dan sayur asem.

Awal Chef Akhsan tidak suka pada makanan tahu isi, karena mengandung banyak minyak goreng, hingga dia sering kali harus memeras dulu makanan tersebut untuk menghilangkan minyaknya, namun seiring perjalanan waktu, lambat laun mulai tumbuh perasaan suka terhadap makanan tersebut.

Makanan paling sulit menurut Chef Akhsan adalah makanan Indonesian dan jepang, karena bumbu rempah dan ikutannya sangat banyak, selain itu apabila masakan Indonesia, bumbunya  dikurangi atau ditambah sedikit menjadi makanan lain.

Contoh dari bahan daging dan jerohan kambing, bisa dibuat gulai, kare, tengkleng, tongseng, dan kalio. masakan tersebut bumbunya hampir sama. Menurut Chef Akhsan, makanan yang mudah dibuat adalah western food, karena hanya mengandalkan saus dan pasta saja.

Dunia kitchen sebenarnya sangat keras, itulah yang dirasakan oleh Chef Akhsan selama ini. Terkadang suasana hati, tidak berbeda jauh dengan suhu di dapur. “Hal ini disebabkan oleh tingkat kompetisi yang sangat tinggi di kalangan penghuni dapur, terutama antara yang senior dan yunior,” ungkap pria yang murah senyum ini.

Untuk menyikapi hal tersebut, Chef Akhsan rajin mencatat arahan  dari senior, serta menulis tahapan proses memasak yang dia lihat secara langsung. Chef Akhsan termasuk orang yang sangat meyakini bahwa tangan tiap orang bisa menghasilkan produk yang berbeda dalam memasak menu makanan, walaupun alat, bahan, recipe-nya sama.

Pada saat mengerjakan event di Primebiz, misalnya saat ramadhan beberapa  bulan yang lalu, Chef Akhsan berpikir keras untuk menyajikan yang terbaik untuk tamu yang datang untuk buka puasa di hotelnya.

“Saya menampilkan menu bebakaran, bbq, dan aneka jajanan. Hal ini didasarkan atas review dari tamu di tahun sebelumnya,” pungkas Chef Akhsan. Sebagai manusia normal, Chef Akhsan juga sering dihinggapi oleh perasaan gusar yang membuatnya tidak nyaman.

Dan bila perasaan tidak mood itu datang, dia segera  mengambil air wudhu dan  melakukan ibadah sholat, kemudian dilanjutkan dengan menyanyi sendiri satu sampai dua buah lagu hingga perasaan nya kembali tenang dan nyaman.

Impian terbesar Chef Akhsan adalah mempunyai usaha sendiri di bidang kuliner, dunia yang digelutinya selama ini. (nanang)