Malang, (pawartajatim.com) – Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan Rabu (24/7) sore mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk audensi tentang alas an dibongkarnya pintu 13 yang menjadi penyebab tragedi itu 2 tahun lalu. Dalam peristiwa itu, tercatat dalam Sejarah persepakbolaan di Indonesia yang memakan ratusan nyawa melayang.

Sesuai kesepakatan pertemuan 28 Mei 2024 lalu, pintu 13 yang menjadi lokasi banyaknya korban jiwa. PT Waskita Karya akan mengembalikan sebagai mana aslinya karena ada musium di sebelah kanan dan kiri pintu 13.

‘’Semua barang tragedi Kanjuruhan tetap dijaga utuh,’’ kata Pimpro Vino Teguh Pramoedya, di Malang Rabu (24/7). Sementara, konstruksi asli bangunan stadion juga sudah berubah dari sebelumnya.

Disamping itu, menurut Vino, sebagai tiang penyangganya sudah retak dan perlu ada penambahan pondasi jenis micropule dan penebalan dimensi struktur. Hal ini membutuhkan beberapa alat berat seperti.

Pimpinan Proyek Vino Teguh Pramoedya. (foto/a ely)

Alat boring micropule, pompa cor dan alat berat lainnya karena tinggi alat berat mencapai 3 meter. Disisi lain, Stadion Kanjuruhan agar dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikasi laik Fungsi baik.

Hal itu dibutuhkan sebagai tempat pertandingan nasional atau internasional mendatang. Maka fungsi untuk memperkuat struktur stadion perlu sekali di area seluruh Stadion Kanjuruhan. Termasuk area pintu 13.

‘’Dikarenakan adanya potensi keruntuhan di kemudian hari yang di tandai dengan retak-retak di bagian struktural dalam tribun dan di area pintu 13 yang kemungkinan telah terjadi pelemahan struktural bangunan yang bertahun-tahun over capaaity,’’ jelas Vino.

Selaku pimpinan proyek Vino, meminta maaf kepada keluarga korban. Karena ini menyangkut tehnis kementrian dan bangunan. ‘’Tetapi tetap akan menjaga sebagai mana aslinya pintu 13 dan tidak mengurangi kesakralan pintu 13,’’ ujarnya. (a ely)