Surabaya, (pawartajatim.com) – Banyak dokter spesialis di Indonesia yang enggan di tempatkan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) setelah menyelesaikan pendidikannya. Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab dokter spesialis enggan di tempatkan di daerah terpencil tersebut.
Salah satunya, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit di daerah tersebut. Ini bukan sekedar rupiah. Di Pulau Kangean, misalnya. Tak ada dokter spesialis yang mau di tempatkan di sana, meskipun sudah dikasih rupiah yang luar biasa. Tak ada yang tertarik.
‘’Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit di daerah dinilai menjadi alasan utama banyaknya dokter spesialis yang enggan di tempatkan di wilayah pedalaman dan terpencil tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur/Jatim, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI, saat menanggapi program Beasiswa PPDS bagi Putra Daerah, Minggu (2/4).
Erwin berharap, semua fasilitas kesehatan yang diperlukan guna menunjang kelancaran kinerja dokter spesialis tersebut dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah. Artinya, sarana dan infrastrukturnya mendukung, kemudian diperhatikan juga oleh daerahnya untuk kemudian mendapatkan tempat yang layak.
Dengan demikian, para dokter spesialis dapat bekerja secara maksimal di daerah penempatan. “Akses internet misalnya (untuk bisa dipenuhi) karena mereka butuh melakukan update studi dan lain sebagainya,” terang Erwin.
Faktor penunjang yang tidak kalah penting adalah adanya sekolah-sekolah yang berkualitas. Sebab, para dokter spesialis juga memiliki keluarga, serta anak-anak yang membutuhkan pendidikan. Sehingga, mereka bisa nyaman untuk tinggal.
Sebab, biasanya jika tinggal terpisah dengan keluarga, nantinya akan berdampak pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya. Selain itu, jenjang karier bagi dokter spesialis yang bertugas di daerah terpencil juga perlu diperhatikan.
“Jangan sampai tua mereka ada di sana (daerah terpencil), tetap harus ada jenjang karier. Pada tahun-tahun tertentu mungkin bisa diregenerasi, sehingga mereka bisa menikmati layanan di kota besar,” tutupnya. (red)