Surabaya, (pawartajatim.com) – Industri makanan dan minuman/mamin menjadi sektor strategis yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini dibuktikan dengan tercatatnya neraca dagang positif sebesar USD 25,21 miliar, dengan nilai ekspor pada 2023 mencapai USD 41,70 miliar dan impor sebesar USD 16,49 milliar.
Investasi sektor industri makanan dan minuman juga terus tumbuh dengan perkembangan realisasi investasi mencapai Rp 85,10 triliun pada 2023. Hal ini mendorong Krista Exhibitions menyelenggarakan pameran berskala Internasional ke-14 kalinya di bidang mamin, bakery, fishery, horeca/jasa boga, dan teknologi pengemasan, EastFood (IIFEX) & EastPack Surabaya 2024, yang berlangsung 27 sampai 30 Juni 2024 di Grand City Mall & Convex Surabaya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Yudi Ariyanto ketika membuka Pameran EastFood (IIFEX) & EastPack Surabaya 2024 (27/6) mengatakan, sampai dengan triwulan pertama 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11 persen di mana 14,46 persen.
Diantaranya disumbang oleh PDRB Jatim. Sementata, PDRB Jatim hingga triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 763 triliun dan berkontribusi 25 persen terhadap PDRB di Pulau Jawa.
Secara struktur PDRB Jatim yang paling besar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai 31,5 persen. Kemudian sektor perdagangan 4 persen, perikanan, pertanian dan kehutanan sebesar 9,7 persen.
”Karena itu kegiatan pameran Eastfood dan Estpack ini sudah sangat tepat digelar di Jatim,” ungkap Yudi. Menurut dia, Jatim sangat kondusif dalam hal peningkatan kinerja, baik industri maupun perdagangan, salah satunya karena Jatim menjadi hup bagi 18 provinsi di Indonesia Timur.
Neraca perdagangan Jatim secara keseluruhan tercatat surplus Rp 50,83 triliun. Perdagangan antar daerah cukup besar, sedangkan untuk ekspor jatim mengalami peningkatan tetapi secara umum memang ada defisit.
Sementara untuk industri makanan dan minuman di Jatim kontribusinya mencapai 12,27 persen di tahun 2023 lalu. “Kami mengharapkan agar para pelaku usaha maupun para pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang hadir, tidak hanya memamerkan produk saja tetapi bisa memperkuat jaringan bisnis. Kemudian bertukar pengetahuan dan mengadopsi teknologi terbaru sehingga pada akhirnya industri makanan dan minuman di Jatim pada khususnya dan nasional pada umumnya bisa tumbuh dan berkembang lebih,” jelas Yudi.
Daud D Salim Chief Executive Officer (CEO) Krista Exhibition mengatakan, pameran EastFood (IIFEX) & EastPack Surabaya 2024 menjadi pameran tahunan yang terbesar di Surabaya dan merupakan platform Business to Business (B2B) yang diharapkan dapat memperluas wawasan para pengusaha makanan minuman dan kemasan tentang potensi pasar di mancanegara untuk produk mereka, sekaligus membentuk jaringan pemasaran dan mendorong pelaku usaha untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas serta berkompeten.
Sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri. Tahun 2024 ini pameran ini diikuti oleh 250 peserta termasuk melibatkan 30 UMKM dengan target 15.000 pengunjung baik lokal maupun International.
Pameran ini juga merupakan tempat yang tepat untuk membantu mempertemukan peserta dan UMKM secara langsung dengan para calon pembeli potensial melalui program business matching, yang menjadi solusi tepat bagi para peserta pameran dan UMKM dalam mengembangkan bisnis dan mencari referensi maupun investor.
‘’Lebih dari itu, kegiatan business matching ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkuat sinergi dan menciptakan kolaborasi yang berkelanjutan demi mendukung perekonomian industri makanan minuman dan kemasan di Iindonesia,” jelas Daud D Salim.
Sementara itu Adhi S, Lukman, Ketua Umum Asosiasi Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMI) dalam kesempatan tersebut menjelaskan, industri makanan minuman Indonesia tetap tumbuh meskipun banyak sekali tantangannya.
Pada kuartal pertama 2024 ini, industri makanan minuman bisa tumbuh 5,87 persen, dan yang membedakan setelah pemilu selesai, investasi di industri makanan minuman juga tumbuh cukup baik.
Investasi asing realisasinya tumbuh 10 persen dibanding tahun 2023 dan investasi dalam negeri atau PMDN tumbuh 67 persen. Dengan pertumbuhan yang sangat baik ini tentunya kita butuh dukungan dari para pemasok teknologi baru, inovasi baru serta kita butuh promosi.
Ditambah lagi Indonesia sekarang memasuki era baru di mana nanti ada IKN tentunya konstelasi rantai pasok perdagangan akan berubah, terutama sektor makanan dan minuman.
Dengan adanya IKN tentunya akan semakin dibutuhkan peran dari Surabaya dan Jatim sebagai hub untuk Indonesia timur. Pameran Eastfood & Eastpack ini sangat strategis, karena berada di Surabaya.
”Diharapkan bisa menjadi ajang pertemuan para industri yang terkait dengan makanan minuman dan pendukungnya untuk saling bertukar informasi teknologi,” tutup Adhi. (ony)