Sous Chef Hotel Arcadia Horison Heritage, Chef Hendra Dwi Apriyanto. (foto/nanang)

Surabaya, (pawartajatim.com) – Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Jika bisa memilih, tentu banyak orang yang ingin dilahirkan dari keluarga kaya raya. Seperti keluarga Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, Keluarga Al Sabah, Emir dari Kuwait ataupun keluarga Ratu Elizabeth dari Inggris.

Namun, tidak semua orang bisa memilih sesuka hatinya di keluarga mana dia dilahirkan.Ada yang dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga tentara seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang ayahnya, mertuanya, iparnya, dan anaknya semuanya seorang tentara.

Atau seperti mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla, yang hampir semua keluarganya adalah berlatar belakang pengusaha. Adalah Hendra Dwi Apriyanto, Sous Chef di Hotel Arcadia Horison Heritage, pria kelahiran Kota Surabaya 15 April 1993.

Ayahnya yang bernama Suprayitno, seorang Executve Chef di Hotel Radisson, yang kelak bernama Surabaya Suites Hotel. Chef Hendra sangat mengidolakan sosok ayahnya tersebut, karena itu impian terbesar Chef Hendra adalah  menjadi Executive Chef seperti ayahnya.

“Ayah saya memiliki etos kerja yang sangat kuat dan berpikir optimis, selalu mengatakan bisa jika diminta memasak sesuatu, walaupun kemudian  harus berusaha keras untuk  mewujudkannya, beliau menjadi Executve chef di usia 27 tahun, padahal saingannya  saat itu adalah chef asing dari luar negeri,” kata Sous Chef Hotel Arcadia Horison Heritage, Hendra Dwi Apriyanto, di Surabaya Minggu (9/3).

Waktu kecil, anak kedua dari empat bersaudara ini sering diajak ayahnya ke hotel tempatnya bekerja, untuk  diperkenalkan dengan dunia kitchen, hal ini yang kemudian menjadikan dirinya semakin tertarik untuk bekerja sebagai chef di hotel.

Kemudian oleh ayahnya dia diberi warisan istimewa berupa buku tebal berisi tentang resep masakan yang selama ini jadi pedoman dalam membuat menu masakan. Hendra kecil menempuh semua pendidikan di Kota Surabaya, mulai dari SDN Dukuh Kupang 5, SMP Gema 45, SMK KAL 1 Jurusan Otomotif, dan melanjutkan program Diploma 1 Perhotelan di Monash Pacific Surabaya.

Setelah lulus, Hendra pertama kali bekerja di Pabrik Maspion 2, pernah jadi sales parabola, terus bekerja  di Food & Beverage sebagai barista di Frangipani.Kemudian lanjut bekerja di bagian meat & fish Hypermart Royal Plaza, terus di Pizza HUT Tunjungan Plaza Surabaya.

Memulai karir di Hotel Best Western Papilio sebagai cook Comis 2, di Batiqa Hotel selama setahun  menjabat First Cook,  lalu  di Onni House Resto Jl Opak sebagai First Cook, disana hanya  selama enam bulan saja.

Selanjutnya di Hotel Aston Gresik sebagai Chef De P,artie,  kemudian  di Fave Malang selama satu tahun setengah sebagai Sous Chef, lalu di Hotel Java  Paragon sebagai Chef De Partie, terakhir di Hotel Arcadia Horison Heritage hingga sekarang.

“Saat ini saya menjabat sebagai Sous Chef di Hotel Arcadia Horison Heritage,” jelas pengagum Chef Danang dari Surabaya Suites Hotel, dan Chef Ramsi ini. Sebagai seorang chef profesional, Chef Hendra sangat piawai memasak menu Indonesian food dan western food.

Menurut penyuka menu rawon dan tengkleng ini, masakan yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi adalah menu dari Midle East, karena selain bahan orisinilnya langka didapatkan, metode memasaknya pun susah dilakukan, contohnya garam masala, dan beras basmati.

Chef Hendra yang tidak menyukai menu olahan dari pare karena rasanya yang pahit ini, pernah menciptakan menu signature yaitu nasi goreng basa gede khas Bali, berupa nasi goreng basa gede, dengan condimen sate ayam, kacang goreng, dan sambal kecap, dan satu lagi yaitu nasi goreng chicken steak.

Sebagai seorang Sous Chef, Chef Hendra memegang peran quality control, dia mengontrol ketat setiap masakan yang dibuat oleh ke enam anak buahnya. Sebab dalam hal  memasak, walaupun bahan, metode, SOP,  tool sama, hasil yang didapat belum tentu sama.

Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis, seperti jam terbang memasak dan mood/warna perasaan saat memasak. “Contohnya nasi goreng, ini dipengaruhi oleh suhu panas api dan teknik menggoyang wajan, supaya aroma sedapnya bisa keluar,” ungkap warga Putat Jaya, penghobi sepak bola, dan pengagum Ricardo Kaka ini.

Mengingat pentingnya faktor mood ini, maka Chef Hendra selalu menjaga moodnya saat memasak. Jika mood tidak baik datang, dia memilih untuk menyendiri dan merokok, hingga moodnya kembali normal.

Sepanjang karir ayah dua anak ini sebagai seorang chef, ada peristiwa penting yang tidak menyenangkan untuk dikenang, dan itu teringat hingga sekarang, yaitu tidak diperpanjang kontrak kerjanya karena dia sering mengingatkan atasan terkait belanja yang dinilainya sangat tinggi tidak sesuai dengan pemasukan yang ada.

Padahal saat itu dia sangat membutuhkan pekerjaan itu, karena anak pertamanya baru lahir. Kalau hal yang menyenangkan adalah bisa melayani sajian makan petinggi group Archipelago, hospitality group tempat hotel dia bekerja saat itu, yaitu Jhon M Fload.

Bahkan dia bisa joged bareng  dengannya. Hal itu dilakukan saat dia bertugas opening di Hotel Aston Gresik. (nanang)