Surabaya, (pawartajatim.com) – Indonesia adalah negara dengan keberagaman ras, suku, kepercayaan, seni dan budaya dari berbagai suku yang ada di dalamnya. Salah satu karya seni yang berasal dari Indonesia dan harus tetap dilestarikan adalah batik.
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama ikut memeriahkan Hari Batik Nasional dengan mengadakan acara Miracle of Batik Fashion Show dengan konsep From Heartists to Heartists.
Dimana nantinya para staff (heartists) yang sudah memiliki anak akan membawa anak-anak mereka yang berusia 4-15 tahun untuk mengikuti Batik Fashion Show. Batik Fashion Show dimulai pukul 15:00 hingga selesai.
Ada 2 juri yang akan menilai penampilan dari anak-anak heartists yaitu, Yayuk selaku pemilik Namira Ecoprint dan Andreas Riyadi selaku General Manager Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama. Beragam hadiah menarik untuk anak-anak yang memenuhi kriteria penilaian dari juri.
Kriteria yang dinilai mulai dari keserasian busana dan keceriaan dalam berlenggak lenggok dipanggung. Kegiatan Miracle of Batik Fashion Show pastinya sangat seru, karena selain mempererat kekeluargaan para heartists, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak para heartists yang berusia 4-15 tahun kepada kain Batik.
‘’Budaya batik ini budaya yang harus diperkenalkan sejak dini,” kata Haidar Anash Rullah, selaku Talent & Culture Manager di Surabaya Sabtu (30/9). Sementara, General Manager Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama mengungkapkan, Andreas Riyadi, mengatakan, kegiatan ini termasuk memperkenalkan Batik kepada generasi-generasi muda di Indonesia.
Hotel kami memulainya dari lingkup yang paling dekat, yaitu kepada anak-anak Heartists yang berusia 4-15 tahun. Acara ini sebenarnya adalah pengenalan dan edukasi kepada anak-anak kecil tentang Batik yang dibalut dengan keseruan Miracle of Batik Fashion Show”, selain itu agar anak-anak ini mempunyai keberanian untuk tampil didepan umum untuk menumbuhkan kepercayaan diri.
“Harapan kami, Mercure Surabaya Grand Mirama bisa memberi dampak positif dalam melestarikan ikon budaya Indonesia sekaligus memperkenalkan anak-anak generasi sekarang kepada pakaian Batik,” tambah Andreas. (bw)