Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Puluhan pelajar dan mahasiswa Banyuwangi menggelar penanaman mangrove di Pantai Cemara, Kelurahan Pakis, Banyuwangi, Selasa (26/7) siang. Kegiatan yang digagas jajaran TNI AL Banyuwangi ini serangkaian Hari Mangrove Sedunia. Sebanyak 5.000 pohon mangrove di tanam di pesisir yang menjadi surganya pendaratan penyu.

Penanaman bibit mangrove massal ini dibagi dalam dua titik. Selain Pantai Cemara, penanaman digelar di pesisir Ulupangpang, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Khusus di Pantai Cemara, sebanyak 3.500 pohon mangrove ditanam.

Membutuhkan lahan sekitar 2 hektar. Kawasan ini sengaja dipilih karena menjadi salah satu hutan kota Banyuwangi. Lalu, menjadi lokasi pendaratan penyu ketika bertelur. “Kegiatan ini bagian dari Hari Mangrove Sedunia. Jajaran TNI AL secara nasional menanam mangrove yang terbagi di 77 titik,” kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Ansori.

Penanaman mangrove juga melibatkan kelompok nelayan dan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas). Dengan melibatkan nelayan, mangrove yang ditanam diharapkan ada yang merawat secara langsung.

“Dengan penanaman mangrove, harapannya bisa mencegah abrasi. Sehingga, ekosistem lautnya terjaga,” jelas Danlanal. Salah satu ekosistem yang terselamatkan adalah habitat penyu. Pantai Cemara menjadi lokasi favorit kawanan penyu untuk bertelur.

Di tempat ini juga terdapat penangkaran penyu. Ketika menetas, tukik atau anakan penyu akan dilepas lagi ke Selat Bali. “Perairan Selat Bali ini menjadi tempat habitat penyu. Sehingga, jika mangrove-nya subur akan menyelamatkan ekosistemnya,” imbuhnya.

Selain habitat penyu, penanaman mangrove bisa mencegah ancaman abrasi. Beberapa tahun terakhir, abrasi cukup mengancam pesisir Banyuwangi. Sehingga, dengan mangrove bisa dijadikan benteng melawan abrasi.

‘’Kegiatan penghijauan mangrove ini sangat bagus. Selain menyelamatkan ekosistem, juga membuat benteng alami mencegah abrasi,” kata Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah. (udi)