Tulungagung, (pawartajatim.com) – Ada kegiatan positif yang dilakukan alumni Universitas 17 Agustus/Untag Surabaya yang patut dicontoh dipenghujung 2021. Khususnya Mahasiswa Fakulltas Ilmu Administrasi Negara/Mafia Angkatan 1984 yang akrab disebut Mafia 84. Jalan-jalan sekaligus kangen-kangenan di rumah Yulianti, di Tulungagung Sabtu (30/10) lalu.

Sejenak melupakan segala urusan yang ada pada diri masing-masing. Satu hari itu, diisi happy-happy, mengenang masa-masa mahasiswa. Banyak cerita lama yang diungkap alumni. Baik saat di dalam bus yang berangkat dari Kecamatan Tandes Surabaya, dimana Kepala Kecamatannya alumni Untag 84, Dodot.

Dari Tandes, bus meluncur ke Terminal Bungurasih untuk menjemput alumni lainnya pada titik kumpul dua. Dari sinilah, cerita-cerita lawas ala anak milenial zaman now dimulai. Dari 34 alumni yang ikut kangen-kangenan peserta yang paling jauh dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Nurlaila.

‘’Jawa Timur/Jatim khususnya Surabaya tempat saya sekolah sampai menjadi sarjana. Dari sinilah saya ketemu lelaki idaman yang kini jadi suami saya. Setelah lulus dari Untag, saya menikah dan kembali ke Pangkalan Bun, bersama suami yang memang asli Dayak,’’ kata Ilak, panggilan akrabnya disela-sela karaokean di dalam bus.

Bagi Ilak, reuni ini sangat berarti. Karena memang ingin bertemu dengan teman-teman mahasiswa zaman dulu. Apalagi, banyak dari kawan-kawan yang sudah memiliki cucu, pensiun dari tempat kerjanya ataupun yang masih aktif/berdinas.

Suasana di dalam bus ini sangat langka, karena memang sudah 30 tahun lebih tidak ketemu. ‘’Saya mendengar teman-teman menyanyi sangat senang dan menikmatinya,’’ tambah Nurlaila. Saat bercerita, duet Roni dan Raid, sedang menyanyi lagu yang berjudul ‘Ayah’.

Lagu ayah, menurut Roni, sangat mengilhami karena panutannya adalah kedua orang tuanya, khususnya sang bapak. ‘’Lagu ayah, harus dinyanyikan dengan penuh perasaan mengingat jasa-jasa beliau dalam membimbing anak-anaknya,’’ ujar Roni, yang menjabat Kabid Lalu lintas/Lalin Dishub Gresik ini.

Roni, mengaku bahwa dirinya dua tahun lagi pensiun. Karena itu, acara ‘Temu Kangen 84’ di Tulungagung yang juga disponsorinya ini sangat berkesan. Tak hanya Roni, Raid, yang unjuk kebolehan dalam berolah vocal, Camat Tandes, Dodot, Wiwik dan Mary Susiawati, yang juga jabat Camat di Kediri, serta Suwarno, bergiliran memegang mike untuk nyanyi hingga tak terasa sudah sampai di Tulungagung.

Tuan rumah Yulianingsih, menyambut teman-temannya dengan sumringah. Terlihat ada kegembiraan yang tak terhingga di wajah Yuli, ini. Betapa tidak, Yuli, tidak menyangka akan disambangi kawan-kawan semasa kuliah dulu.

‘’Maturnuwun sanget ngeh, konco-konco tindak ke rumah saya di Tulungagung,’’ kata Yuli, yang asli arek Suroboyo ini. Sesampainya di rumah Yuli, selain dijamu makan siang dan camilan juga diadakan rapat kilat.

‘’Saya ingin, alumni Mafia 84 punya kepedulian terhadap teman yang lagi berduka, sakit dengan menyambangi ke rumahnya. Jangan hanya mengucapkan belasungkawa lewat group WA atau semoga lekas sembuh,’’ kata Cak Warno, memecah keheningan.

Sebetulnya, kepedulian terhadap kawan yang sedang berduka, sedang sakit atau lainnya sudah dilakukan. ‘’Saat teman kita meninggal dunia, Mujianto, kami pengurus Mafia 84 juga sudah ke rumah duka,’’ jawab Ketua Mafia 84, Moko.

Hanya saja, pembuatan rekening bank belum dilakukan. ”Sehingga, sumbangan dari para alumni dilakukan secara manual,’’ kilahnya. Setelah selesai rapat, rombongan sejenak berwisata ke Pantai Gemah Tulungagung sambil berfoto selfi dan foto bersama serta bermain sepeda motor besar roda empat.

Setelah puas di Pantai Gemah, rombongan mengakhiri temu kangen untuk belanja oleh-oleh di Pasar Blimbing Moyoketen. Sekitar 1 jam lamanya di pasar itu, rombongan kembali ke Surabaya. Ada satu pesan khusus yang disampaikan Roni, agar anggota Mafia 84 juga sudi mengunjungi teman-teman satu angkatan yang kurang beruntung.

Misalnya, ada salah satu teman yang bekerja sebagai sopir taksi. ‘’Saya secara pribadi ingin menemui rekan kita ini untuk sambung talisilahturahmi,’’ ujar Roni. (bambang wiliarto)