Surabaya, (pawartajatim.com) – Rotasi pimpinan di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan/STIAMAK Surabaya bergulir. Dr Gugus Wijonarko, MM dilantik sebagai Ketua Stiamak Barunawati Surabaya periode 2024-2028 menggantikan ketua sebelumnya, Dr Ir. Sumarzen Marzuki, M.MT Selasa (27/2).
Ketua Yayasan Barunawati Biru Surabaya/YBBS, Iwan Sabatini, mengatakan, sepanjang air laut tidak kering, disitu pulalah terdapat banyak usaha yang dapat digali. ‘’Banyak generasi muda yang belum banyak yang tahu tentang kampus Stiamak.
Dan orang-orang yang menekuni dunia pendidikan kepelabuhanan akan sukses,’’ kata Iwan, disela pelantikan Gugus Wijonarko, sebagai Ketua Stiamak yang baru. Iwan Sabatini, yang juga mantan Manager Humas Pelindo III ini, minta agar Stiamak menuju berubah status menjadi Institut, agar dapat terus dilanjutkan. Iwan juga menyampaikan beberapa prestasi dosen pada 2023.
Yaitu hadirnya pendanaan dari pihak eksternal antara lain, hibah Dikti, pengabdian masyarakat tahun 2023 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DRPTM). Hibah Dikti, penelitian tahun 2022 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DRPTM), hibah penelitian, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) tahun 2022 dari PT Terminal Teluk Lamong, serta hibah pengabdian masyarakat, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), tahun 2023 dari SPTP, PT BIMA dan PT. Bogasari.
Sementara itu, Ketua Stiamak yang baru, Dr Gugus Wijonarko, MM., menyatakan, pentingnya satu standart kompetensi dosen yang diinginkan seperti apa. Yang jelas, kata dia, kompetensi dosen harus ditingkatkan. Dan itu merupakan persyaratan yang harus dipenuhi setiap dosen.
Jadi tidak setiap orang butuh nasi pecel, tapi juga ada yang butuh rawon. Sehingga tepat guna, tepat sasaran dan efisiensi anggaran. ‘’Jadi orang sukanya rawon dikasih pecel, kan gak nyambung,’’ ujarnya.
Sedangkan, Capt Haryono, yang telah sukses sebagai usahakan dibidang logistik kepelabuhanan, namun masih bersedia untuk meluangkan waktu untuk tetap sedia berbagi ilmu sebagai dosen Stiamak.
Menurut Haryono, pihak kampus harus banyak kerjasama dengan dunia industri. Sehingga setiap 6 bulan sekali ada mahasiswa yang magang pada industry tersebut. ‘’Sekolah sama dengan bisnis. Harus ada daya Tarik dan punya potensi untuk maju,’’ katanya. (bw)