Gresik, (pawartajatim.com) – Gresik kini mampu mengolah umbi tanaman Porang untuk diekspor. Perusahaan tepung Porang itu berada di Desa Domas Kecamatan Menganti. Dan telah melakukan ekspor perdana ke negeri Cina.

Keberhasilan ekspor itu tak lepas dari upaya pendampingan  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI  kepada industri kecil menengah atau IKM Gresik yang memproduksi Porang menjadi tepung Porang.

Salah satu IKM Gresik yang memproduksi tepung porang adalah PT Hayumi Agro Indonesia yang berlokasi di  Domas  Menganti. Plt Direktorat Jendral Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Reni Yanita, mengatakan Porang merupakan komoditas ekspor yang saat ini sangat potensial dikembangkan.

Umbi Porang mengandung glukomanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berfungsi sebagai bahan baku berbagai macam industri. Hal ini membuat Porang sangat diminati oleh pasar luar negeri.

“Kelebihan tepung Porang ini karena harga jual lebih tinggi daripada umbi mentahnya,” jelas Reni, usai melepas ekspor perdana  tepung Porang di halaman pabrik Hayumi Agro Indonesia Gresik, Rabu (20/10).

Ia menjelaskan, permintaan tepung porang di pasar luar negeri ini sangat tinggi karena tak hanya digunakan dalam industri pangan, pengental, melainkan juga untuk kebutuhan industri kosmetik serta bahan kimia obat-obatan.

Meski begitu, masih ada sejumlah tantangan dalam industri ini yakni penawaran dan permintaan Porang dari petani. Dia berharap kedepan, produktivitas Porang bisa meningkat sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri.

“Memang tantanganya ya di supply and demand, tapi kalau berbasis pertanian petani kami terus edukasi peningkatan produktivitas Porang sehingga suplay ke industri lancar, tentu ini harus kolaborasi,” terangnya.

Permintaan global terhadap produk turunan umbi Porang sangat tinggi dengan pertumbuhan mencapai 23,3 persen. Adapun tiga besar negara tujuan ekspor porang, yaitu Cina, Thailand dan Malaysia.

Kemenperin, lanjut  ibu yang tampak enerjik ini  terus melakukan pembinaan dalam rangka mempercepat pengembangan IKM chip Porang dan tepung Porang. Diantaranya melalui pemanfaatan Dana Alokasi Khusus untuk pembangunan dan revitalisasi sentra IKM.

”Tentu dengan pengembangan sentra IKM melalui klaster komoditi ekspor dengan basis pemberdayaan masyarakat bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),” tambah Reni.

Selain itu, ada pula program restrukturisasi mesin dan peralatan, sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), program Indonesia Food Innovation (IFI) untuk mendorong pengembangan produk turunan Porang, link and match dan peningkatan pasar dalam negeri maupun ekspor melalui pendampingan digital.

Sementara itu, Direktur PT Hayumi Agro Indonesia Halim Wibowo, menambahkan, sebelumnya produksi Porang yang dihasilkan pabriknya berbentuk chip lalu diekspor. Namun, untuk kali ini dia mendapat pemdampingan agar memproduksi Porang dijadikan tepung.

Bahan baku Porang, kata dia, diperoleh dengan melakukan budidaya Porang di Desa Klangon, Kabupaten Madiun  serta mendapatkan dari suplai petani di wilayah tersebut. “Kami ekspor sebulan 60 ton.

Harga Porang dari petani 5.000 sampai 6.000 per kilogram dalam bentuk umbi. Tentu tepung Porang ini harganya lebih tinggi,” ungkap Halim. Pihaknya menyatakan, untuk dapat menjadi tepung Porang kualitas ekspor, umbi Porang harus melalui berbagai tahapan.

Awalnya dicuci bersih, kemudian setelah dipotong, dimasukkan kedalam mesin pengering.Langkah selanjutnya, porang dibuat chips dan setelah kering, digiling dengan hummer mill atau mesin penghalus sehingga menjadi tepung.

“Kami juga sudah memiliki sertifikat HACCP, sehingga IKM pangan dapat memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produksi pangan aman di sepanjang rantai produksinya,” imbuhnya.

Turut hadir dalam kegiatan ekspor perdana ini Direktur IKM Pangan, Furniture dan Bahan Bangunan, wakil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, dan Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik Akhmad Fathoni, serta sejumlah Komisaris dan Direktur PT Hayumi Agro Indonesia. (dra)