Surabaya, (pawartajatim.com) – Bulan suci ramadan menjadi momen untuk berlomba-lomba mencari keberkahan dan ladang pahala. Tak terkecuali bagi para mualaf untuk mengenal sekaligus memperdalam ilmu agama Islam.
Di Surabaya, ada komunitas Go Hijrah yang membantu mualaf untuk belajar tentang Islam. Selain sebagai tempat untuk mengucapkan kalimat syahadat, bagi masyarakat non-muslim yang ingin memeluk Islam.
Sejak dibentuk pada 2016, Go Hijrah yang awalnya perkumpulan dari wartawan di Surabaya yang ingin menulis kisah seseorang maupun kelompok yang ingin berhijrah, kini mulai membantu masyarakat non-muslim yang berniat belajar tentang agama Islam atau mualaf.
Koordinator Go Hijrah, Muhammad Iqbal Firdaus, mengatakan, banyak dari mualaf yang bergabung untuk mengenal sekaligus memperdalam ilmu agama Islam. Selain membantu para mualaf untuk memeluk agama Islam, Go Hijrah juga memberikan pembinaan kepada para mualaf.
“Mulai dari pembinaan terkait peribadatan, seperti tata cara wudhu, sholat, tadarus alquran, hingga bersedekah,” kata Iqbal, di sela-sela memberi kajian agama di depan sejumlah mualaf di kantornya Go Hijrah Surabaya, Senin (3/4).
Selain memperdalam ilmu agama Islam, lanjut Iqbal, pada momen ramadan saat ini, para mualaf justru saling berlomba untuk mencari keberkahan dan ladang pahala sebanyak-banyaknya. “Seperti menggelar tadarus atau membaca ayat-ayat suci al quran. Berdiskusi soal agama Islam, kajian agama dengan menghadirkan ustaz atau kiai setempat, hingga berbuka puasa bersama dan salat berjamaah,” ujarnya.
Tedjo Nugroho Haryadi, salah seorang mualaf, mengaku, awalnya tidak mudah untuk bisa masuk agama Islam. Namun, ia bertekad dan memiliki niat untuk belajar Islam dari dalam hati dan tanpa paksaan dari siapapun. Ia pun hanya ingin memiliki satu agama, yakni Islam.
“Selama bulan ramadan ini, sehari-hari saya habiskan waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allat SWT. Saya membaca ayat-ayat suci al quran, berdiskusi soal agama agar lebih mengenal dan memperdalam ilmu agama Islam. Juga mengikuti salat tarawih berjamaah keliling masjid di beberapa wilayah di Surabaya bersama jemaah lain dari komunitas Go Hijrah,” ungkap Tedjo yang kini mulai aktif mengikuti kajian agama Islam di beberapa tempat di Surabaya.
Saat ini, anggota komunitas Go Hijrah Surabaya sudah mencapai lebih dari 300 orang, dari awalnya hanya 30 orang. Pada awal berdiri, selain pengajian, program yang dilakukan Go Hijrah yakni program hapus tato.
Masyarakat yang ingin menghapus tato pun berkesempatan mendapatkan fasilitas tersebut secara cuma-cuma alias gratis. Kini, Go Hijrah juga membekali para mualaf dengan beberapa keterampilan kewirausahaan.
Seperti membuat terang bulan hingga ayam crispy, agar mereka memiliki usaha dan penghasilan secara mandiri. (red)