Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Nihil tangkapan ikan saat melaut tidak lagi menjadi momok nelayan di Muncar, Banyuwangi. Pasalnya, mereka mendapatkan ilmu baru untuk menggenjot hasil tangkapan.

Keahlian ini setelah mengikuti sekolah lapang cuaca yang digelar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muncar, Banyuwangi, Senin (8/8) siang.

Para ahli cuaca dari BMKG membekali para nelayan tradisional ini dengan aplikasi khusus. Kelebihannya, bisa memastikan lokasi berkumpulnya ikan. Sehingga, nelayan tidak lagi berburu ikan tanpa kejelasan hasil.

“Dengan aplikasi ini, nelayan bisa hebat menguasai teknologi. Nelayan tidak lagi mencari ikan, tapi menangkap ikan, karena daerah tangkapannya jelas,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Pusat, Eko Prasetyo disela memberikan materi cuaca ke nelayan.

Selain membaca daerah tangkapan, nelayan diajari melihat potensi gelombang, arus laut dan arah angin. Sehingga, mereka bisa memilih rute yang aman saat melaut. Selama ini, nelayan hanya menggunakan cara tradisional ketika turun ke laut.

Tak jarang, kecelakaan terjadi akibat salah memprediksi cuaca. “Teknologi ini bisa mencegah kecelakaan laut, sekaligus meningkatkan hasil tangkapan,” jelasnya. Pihaknya berharap, nelayan yang membaca cuaca bisa merencanakan jalur pelayaran sejak dini.

Termasuk, memilih waktu yang tepat untuk menangkap ikan. Sasaran yang dituju tak lagi mencari-cari. Namun, sudah terarah sesuai dengan citra satelit yang dibaca. “Harapannya, nelayan kita bisa hebat dan sejahtera dengan tangkapan yang jelas,” pungkasnya.

Aplikasi membaca cuaca ini mendapat apresiasi dari anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah. Menurutnya, dengan teknologi, nelayan Indonesia tidak lagi mengandalkan cara tradisional untuk menangkap ikan, termasuk memprediksi cuaca. Apalagi, dengan aplikasi yang mudah dipahami.

“Dengan teknologi ini, nelayan bisa selamat ketika melaut dan tangkapannya melimpah,” jelas politisi Gerindra ini. (udi)