Malang, (pawartajatim.com) – Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan datang ke Stadion Kanjuruhan menggelar do’a bersama yang diprakarsai WK dan Brantas di pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang Sabtu (27/7).
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 tercatat dalam sejarah sepak bola Indonesia dengan korban 135 orang tewas. Sesuai kesepakatan pertemuan pada 28 Mei 2024 lalu, antara keluarga korban dan Forkopimda untuk tidak dibongkar sebagai mana awalnya.
Karena di pintu 13 ini yang menjadi lokasi banyaknya korban jiwa. PT Waskita Karya dan Brantas Abipraya akan mengembalikan sebagai mana aslinya menyampaikan progres sudah 30 persen karena ada musium di sebelah kanan dan kiri pintu 13 yang dulunya ruko.
‘’Semua barang tragedi Kanjuruhan tetap utuh dan foto sebelum dibongkar juga masih ada. Akan kita kembalikan seperti semula dengan tidak mengurangi kesakralan pintu 13,’’ kata Pimpro Vino Teguh Pramoedya.

Sementara, konstruksi asli bangunan stadion juga sudah berubah. Disamping itu, menurut Vino, Sebagai tiang penyangganya sudah retak dan perlu ada penambahan pondasi jenis micropule dan penebalan dimensi struktur yang dulu 60 menjadi 80 cm.
Termasuk kolom-kolom tribun di area stadion. Hal ini membutuhkan beberapa alat berat. Seperti, alat boring micropule, pompa cor dan alat berat lainnya. Karena tinggi alat berat mencapai 3 meter lebih.
‘’Kami bekerja sebagaimana prosedur yang ada dan gambar tehnis yang ada tetap. Kami minta maaf atas kejadian kemarin,’’ ujar Vino. Selaku pimpinan proyek, Vino minta maaf kepada keluarga korban karena ini menyangkut tehnis dan hitungan kekuatan teknis kekuatan bangunan dari kementrian.
Tetapi tetap akan menjaga aslinya. Seperti di pintu 13 dan tidak mengurangi kesakralan pintu 13. ‘’Sekali lagi saya mohon maaf, dan kami tulus tidak ada tendensi apapun terhadap keluarga korban Kanjuruhan,’’ ungkap Vino. (a.ely)