Gandeng Pemkab, OJK Jember Dorong Literasi Keuangan dengan Festival Batik

Banyuwangi Batik Festival 2026 yang digelar OJK Jember bersama Pemkab Banyuwangi di Gesibu Blambangan, Jumat (17/10/2025). (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)
Banyuwangi Batik Festival 2026 yang digelar OJK Jember bersama Pemkab Banyuwangi di Gesibu Blambangan, Jumat (17/10/2025). (Foto/Humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi,(pawartajatim.com)- Langkah inovatif dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember dalam mendongkrak literasi keuangan masyarakat. Salah satunya dengan memanfaatkan festival batik. Kegiatan ini menggandeng Pemkab Banyuwangi.

Melalui batik festival, harapannya literasi keuangan, khususnya di kalangan pelaku UMKM bisa meningkat. Seperti, mendapatkan akses keuangan. “ Kegiatan ini adalah upaya bersama OJK dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Banyuwangi. Salah satu sasaranya pelaku UMKM,” kata Kepala OJK Jember, Muhammad Mufid disela Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2026 di Gesibu Blambangan, Jumat (17/10/2025) malam.

Hingga triwulan ketiga 2025 OJK Jember telah menggelar 48 kegiatan edukasi keuangan. Kegiatan ini menyasar 22.463 orang dari berbagai lapisan masyarakat. Bersama Pemkab Banyuwangi, OJK aktif menjalankan program Satu Rekening Satu Pelajar, literasi keuangan bagi komunitas difabel, serta edukasi kepada tiga pilar pemerintahan di daerah.

Menurutnya, banyak masyarakat kehilangan uang karena tergiur iming-iming keuntungan besar  dan tanpa risiko. Seperti investasi bodong. “Di sini Pemkab dan OJK hadir untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat,” tegas Mufid.

OJK Jember mencatat pertumbuhan ekonomi Banyuwangi pada triwulan kedua 2025 mencapai 5,58 persen. Lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur sebesar 5,23 persen dan nasional 5,12 persen. Sektor pertanian, perdagangan, pariwisata, ekonomi kreatif, dan batik menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut. Hebatnya lagi, kemiskinan Banyuwangi menurun menjadi 6,13 persen, terendah sejak 2003.

“ OJK sangat bangga berkolaborasi dengan Banyuwangi Batik Festival. Karena batik bukan sekadar motif, tapi hasil kerja keras, kreativitas, dan ketekunan. Sama seperti inklusi keuangan yang membutuhkan proses panjang hingga menghasilkan karya bernilai tinggi,” tutupnya.

Ajang BBF berlangsung dua hari, 17-18 Oktober 2025. Kegiatan ini diisi dengan pameran fashion batik, pemilihan duta jasa keuangan, pameran UMKM batik hingga fashion batik di pedestrian. (udi)