Batu, (pawartajatim.com) – Kehadiran produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, Propinsi NTT dalam arena Ekspo Nasional yang digelar di Aula Plasa Lipo, Batu, Malang, dinilai laris manis. Pasalnya, hampir seluruh produk unggulan yang di pamerkan laku terjual.
Fransiskus Petrus Sinta, SP. MMA, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Manggarai Timur (Matim) saat dikonfirmasi di arena ekspo, Sabtu (9/10) mengatakan, pihaknya tidak menyangka sebelumnya jika produk unggulan UKM Matim ini diserbu para pengunjung.
“Setiap hari selama ekspo berlangsung, sebagian besar pengunjung yang datang ke stan Kabupaten Matim hampir sebagian besar membeli produk yang dipamerkan,” tegas Frans, panggilan akrab Fransiskus Petrus Sinta sambil tersenyum gembira.
Ekspo nasional ini digelar selama 4 hari, 7 hingga 10 Oktober ini digelar di Aula Lipo Plasa Batu dihadiri sejumlah UKM dari berbagai daerah di Indonesia. Dari pengamatan Frans selama ekspo, setiap hari yang datang ke stan produk unggulan UKM Matim sekitar 70 hingga 100 orang.
Sebagian besar yang datang dan membawa uang pasti membeli produk yang dipamerkan karena mereka senang dengan produk tersebut.
Kopi Colol
“Produk yang paling mereka senang adalah kopi bubuk dalam berbagai kemasan karena rasanya enak dan mereka belum menemukan rasa kopi seperti yang dipamerkan ini,” kata Frans. Ia mengakui, jenis kopi bubuk yang dipamerkan itu adalah jenis robusta dan arabika yang dikelola secara modern mulai dari pemetikan, penumbukan kulit merah, pengeringan yanbg tidak langsung menyentuh tanah dan pengolahannya hingga menjadi tepung.
Dalam pameran ini, tambahnya, jumlah kopi bubuk yang dibawa ke ekspo ini sebanyak 10 kg dan dikemas dalam berbagai kemasan seperti 12 gr, 300 gr, 500 gr dan 1.000 gr. Semua kopi yang dibawa ini berasal dari Kampung Colol, Kecamatan Lambaleda Timur.
Ditambahkannya, harga kopi bubuk arabika kemasan 12 gr : Rp 2.000, 300 gr: Rp 50.00, 200 gr: Rp 40.000. Sedangkan kopi robusta dalam ukuran 12 gr: Rp 1.500, 100 gr: 25.000, 500 gr : Rp 100.000 dan 1.000 gr: Rp 200.000.
Frans yang didampingi Drs Aleksius Rahman, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Matim mengatakan produk unggulan yang dipamerkan oleh Matim cukup banyak. Terdiri dari : kopi bubuk, kain tenun songke, berbagai jenis topi, tas, pasmina songke, kain lembaran songke untuk jas pria dan wanita, madu, selendang songke, dan minyak kelapa murni.
Frans mengatakan kain tenun yang dipamerkan ini berasal dari tiga daerah penghasil kain tenun songke di Matim yaitu dari Lambaleda, Congkar dan Ranjong. Harganya berkisar Rp 700.000 – Rp 1 juta per lembar.
Total kain songke yang dibawa sebanyak 75 lembar terdiri dari songke Lambaleda 25 lembar, Congkar 25 lembar dan rajong 25 lembar. Harga jas songke: Rp 500.000 – Rp 600.000 per buah. Jas songke wanita Rp 600.000 per buah.
Pasmina songke dijual dengan harga : Rp 200.000 per lembar. Sedangkan Selendang warna kuning dan motif songke dijual dengan harga Rp 125.000 per lembar.
Sedangkan jenis topi yang dipamerkan terdiri dsri jenis kopiah dan destar, topi rombeng asal Rajong dan blankon ala Jawa. Topi rombeng asal Rajong dijual dengan harga: Rp 500.000 per buah. Tas gantung motif songke (mbere dalam bahasa Manggarai) dijual dengan harga Rp 25.000 – 500.000 per lembar.
Madu: ukuran 200 ml : Rp 50.000 dan minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) ukuran 25 ml : Rp 50.000. Pada kesempatan ini Frans mengatakn kehadiran UKM Matim dalam ekspo Nasional ini mendapat dukungan kuat dari DPRD dan ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerrah (Dekranasda) Kabupaten Manggarai Timur, Ny Ande Agas dan wakil Dekranasda Ny Stef Jaghur.
Sebagaimana diketahui UKM berada di bawah pembinaan dari Dekrannasda kabupaten Manggarai Timur. “Kiprah UKM yang menghasilkan produk unggulan ini adalah berkat bantuan yang begitu besar dari ketua dan wakil Dekranasda Manggarai Timur,’’ tegas Frans.
Ia menilai ekspo nasional yang dikuti sejumlah peserta dari berbagai daerah di Indonesia itu sangat sukses. Pasalnya, walau masih diterpa pandemi covid 19, peserta yang datang cukup banyak demikian pula pengunjung setiap hari sangat banyak hari dengan tetap menjaga prokes 5 M.
Frans berharap ekspo semacam ini sebaiknya digelar setiap bulan di berbagai daerah sehingga produk unggulan dari berbagai daerah bisa dikenal dan dipromosikan secara nasional dan ke mancanegara. (jos)