Jakarta, (pawartajatim.com) – PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli, kode emiten: BELI) menunjukkan kinerja kuat sepanjang semester pertama 2025. Perusahaan mencatat pendapatan netto Rp 9,6 triliun, naik 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,9 triliun.
Chief Corporate Officer and Investor Relations Blibli, Eric Winarta, mengatakan, lonjakan pendapatan ini didukung pertumbuhan dua digit di seluruh lini bisnis. Segmen institusi serta gerai fisik menjadi pendorong utama peningkatan tersebut.
“Kinerja semester pertama 2025 mencerminkan hasil nyata dari strategi kami. Pendapatan berhasil tumbuh signifikan sebesar 22 persen secara tahunan,” kata Eric, dalam Paparan Publik Blibli yang digelar secara daring, Kamis (9/10/2025).
Hingga akhir Juni 2025, Blibli telah mengoperasikan 122 toko monobrand yang bermitra dengan berbagai merek global seperti Apple, Samsung, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Selain itu, terdapat 101 toko multi-brand seperti Blibli Store dan Tukar Tambah, sehingga total gerai elektronik konsumen yang dikelola mencapai 223 unit di seluruh Indonesia.
Blibli juga memperkuat bisnis ritel premium dengan 58 gerai Ranch Market dan 36 pusat home & living Dekorumah. Ekspansi jaringan omnichannel ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperluas jangkauan pelanggan dan meningkatkan profitabilitas.
Eric menambahkan, Blibli kini lebih fokus pada kategori produk dengan margin yang lebih tinggi, sejalan dengan upaya memperbaiki struktur pendapatan. Dampaknya terlihat jelas. Laba bruto sebelum diskon (Gross Profit Before Discount/GPBD) tumbuh 48 persen year-on-year menjadi Rp 3,47 triliun.
Sementara GPBD pada segmen ritel 1P melonjak tajam hingga 172 persen. Take rate meningkat dari 6,5 persen pada semester I 2024 menjadi 8,6 persen pada periode yang sama tahun ini. Blibli juga berhasil menurunkan biaya operasional dari 7,5 persen menjadi 7,2 persen terhadap Total Processing Value (TPV).
Hasilnya, rasio EBITDA terhadap TPV naik 40 basis poin, mencapai Rp 997 miliar. Efisiensi tidak hanya dilakukan pada sisi operasional. Pengeluaran untuk iklan, pemasaran, dan logistik juga ditekan berkat sinergi ekosistem Blibli Tiket, yang memungkinkan promosi lebih efektif dan hemat.
Chief Financial Officer Blibli, Ronald Winardi, menjelaskan, ekosistem digital terintegrasi ini membuka peluang bagi perusahaan menjalankan strategi pemasaran internal lintas brand. “Kami dapat memanfaatkan seluruh aset di dalam ekosistem kami untuk kegiatan marketing dan promosi secara lebih efisien,” ujar Ronald.
Langkah efisiensi juga diterapkan di sektor logistik dan pengiriman. Optimalisasi gudang Marunda dan penerapan teknologi smart logistics membuat proses pengiriman semakin cepat sekaligus menekan biaya pemenuhan pesanan.
Ia menegaskan, kebijakan efisiensi dijalankan secara hati-hati dan terarah. “Kami selalu pragmatis dalam pengelolaan biaya dan hanya berinvestasi pada inisiatif yang berpotensi meningkatkan pendapatan bersih serta mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan kombinasi strategi efisiensi, optimalisasi ekosistem, dan fokus pada produk bernilai tinggi, Blibli berhasil menjaga laju pertumbuhan yang sehat di tengah persaingan industri digital yang semakin ketat. (onny)