Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Mendukung ketahanan pangan nasional, Kodam V/Brawijaya menyiapkan sejumlah program. Salah satunya, melakukan optimalisasi persawahan jagung dan padi.

Setiap Kodim diperintahkan mendampingi petani untuk mendongkrak hasil panen. Program ketahanan pangan ini seiring kerjasama TNI AD dan Kementerian Pertanian. Agendanya, TNI AD akan mendampingi petani dalam pengolahan lahan.

Termasuk, dukungan sarana pengairan. Wilayah Jatim mendapat perhatian khusus lantaran wilayah pertaniannya yang luas. Dan, menjadi daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Luas sawah tadah hujan di Jatim mencapai 498.888 hektar.

Namun, panennya hanya setahun sekali. Dari jumlah ini baru 36.000 hektar yang termanfaatkan. Kondisi El Nino pasca-Juli cukup rawan dalam pengembangan sawah. Ini yang TNI AD damping ke petani untuk optimalisasi lahan.

”Harapannya, bisa panen 2-3 kali setahun,” kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay disela membuka Apel Komandan Satuan (AKS) di GOR Tawangalun, Banyuwangi, Selasa (21/5/2024).

Salah satu pendampingan jajaran TNI ke petani adalah program pompanisasi dan pipanisasi. Kegiatan ini sudah berjalan di sejumlah titik. Khususnya, di wilayah aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo.

Sehingga, pasokan air ke persawahan tetap lancar, meski di musim kemarau. Kodam Brawijaya juga bekerjasama dengan Balai Besar Sungai untuk membantu suplai air ke wilayah persawahan.

“Harapannya, dengan suplai air ini, kitab isa optimalisasi persawahan sebelum El Nino. Sehingga, petani bisa tanam kedua,” jelas Pangdam. Saat ini, sedikitnya 400 titik pompa sudah terpasang di wilayah Jatim.

Terbaru, Kementan juga mendukung jajaran TNI untuk pendampingan di wilayah Jatim. “Tentunya, ini akan menghidupkan petani. Kami perintahkan Dandim bersama masyarakat, setiap wilayah bisa tanam jagung hingga 200 hektar,” tegas Jenderal bintang dua ini.

Pihaknya berharap program pendampingan petani yang digelar TNI AD bisa mendongkrak produksi beras. Sehingga,  bisa terwujud surplus pangan dan mengurangi impor. (udi)