DPR Usulkan Dermaga Ketapang – Gilimanuk Ditambah Cegah Kemacetan

Anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah. (foto/udi)
Anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah. (foto/udi)

Banyuwangi (pawartajatim.com) – Kemacetan panjang selama seminggu di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Gilimanuk, Bali menjadi atensi khusus dari Komisi V DPR RI. Tragedi itu diharapkan tak terulang lagi. Pencegahannya, Komisi bidang perhubungan ini mengusulkan dermaga di lintasan Jawa – Bali ditambah.

Penambahan dermaga ini dinilai mendesak. Tujuannya, layanan penyeberangan bisa lebih cepat jika terjadi antrean kendaraan. Dermaga baru tersebut bisa ditempatkan di utara Pelabuhan Ketapang atau ke arah selatan. Begitu juga dengan sisi Gilimanuk, Bali. “ Tragedi kemacetan panjang di Pelabuhan Ketapang jangan terulang lagi. Kami mengusulkan ASDP menambah jumlah dermaga agar pelayanan bisa cepat,” kata anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah, Rabu (12/7/2023).

Saat ini jumlah dermaga di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk sebanyak 7 titik. Terbagi di lintasan dermaga ASDP dan LCM. Jumlah ini dirasakan belum maksimal. Ketika terjadi antrean, pelayanan tak bisa cepat. Sehingga, memicu kemacetan panjang. “ Selain menambah dermaga, kami mengimbau pihak KSOP, ASDP dan Perhubungan Darat bisa mengantisipasi potensi lonjakan penumpang. Jangan ada perbaikan fasilitas ketika mendekati musim liburan, jika tidak mendesak,” tegas politisi Gerindra ini.

ASDP sebagai pengelola pelabuhan penyeberangan juga diimbau bisa ketat mengatur jadwal bongkar muat. Pihaknya mendapati pola bongkar muat yang menunggu muatan penuh. Sehingga, rawan memicu molornya jadwal sandar kapal. “ Kami melihat ada pola baru. Misalnya jam sandar hanya 12 menit, yang terjadi menunggu muatan penuh baru berangkat,” sorotnya.

Ketika terjadi antrean, menurut Sumail, pihak ASDP harus bergerak cepat melakuan tindakan. Misalnya, membuat pos sosialisasi jauh dari pelabuhan. “ Misalnya, bisa membuat pos imbauan dan sosialisasi di radius 10 kilometer dari pelabuhan. Jadi, masyarakat diminta bersabar menunda perjalanan,” usul politisi asal Wongsorejo, Banyuwangi ini.

Diberitakan sebelumnya, kemacetan kendaraan terjadi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi selama seminggu penuh. Setiap kendaraan harus menunggu berjam-jam untuk bisa masuk kapal. Versi ASDP Ketapang, kemacetan panjang dipicu lonjakan penumpang seiring libur Idul Adha dan libur panjang sekolah. Lalu, ada perbaikan dermaga di sisi Pelabuhan Gilimanuk. Kondisi cuaca juga ikut memicu antrean kendaraan ini. Kemacetan baru terui setelah sejumlah skenario diterapkan. Salah satunya, menerjunkan kapal sapu jagat. Dampak kemacetan panjang ini membuat para pengemudi merugi. Diantaranya, para sopir angkutan sembako. (udi)