Pameran sejarah peninggalan NU di Banyuwangi, belum lama ini. (Foto/dok)
Pameran sejarah peninggalan NU di Banyuwangi, belum lama ini. (Foto/dok)

Banyuwangi,(pawartajatim.com)-Pemkab Banyuwangi terus menggenjot tumbuhnya pariwisata. Tak hanya pariwisata alam, destinasi wisata religi ikut digenjot. Salah satunya, makam tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Banyuwangi, Kiai Saleh.

Makam di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi ini rencananya akan direvitalisasi. Sehingga, menjadi salah satu destinasi wisata religi di kota Banyuwangi. Apalagi, selama ini, makam tersebut kerap menjadi jujugan para peziarah.

” Pada prinsipnya, Pemkab mendukung revitalisasi makam Kiai Saleh. Kita sudah pernah melakukan revitalisasi serupa,” kata Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi, Mujiono, Jumat (16/8/2024).

Pemkab pernah melakukan revitalisasi kompleks makam Datuk Malik Ibrahim di Kelurahan Lateng. Hasilnya, makam religi ini menjadi destinasi wisata di sudut kota Banyuwangi. “ Untuk revitalisasi ini sangat bagus menambah destinasi di kota,” tegasnya.

Selama ini, kompleks pemakaman dan ponpes Kiai Saleh kerap menjadi jujugan tokoh nasional ketika ke Banyuwangi. Terbaru, kita kuning peninggalan Kiai Saleh dipamerkan dalam Festival Kitab Kuning, belum lama ini.

Kiai Saleh merupakan ulama ternama di Banyuwangi antara tahun 1864-1952. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai intelektual terkemuka. Sekaligus, aktivis-pejuang yang gigih. Ia termasuk salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dan pernah menjadi Mustasyar PBNU tahun 1928. Selain kiprahnya yang luar biasa, Kiai Saleh juga memiliki koleksi kitab yang menakjubkan. (udi)