Surabaya, (pawartajatim.com) – Sejumlah dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya harus siap jadi pelopor untuk mengembangkan dana abadi dan perwakafan. Profesi dokter yang dinilai sangat mulia, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bisa mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di hadapan Allah SWT.

Namun, juga harus diimbangi dengan pengembangan wakaf yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Hal itu diungkapkan mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yang juga Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Prof Mohammad Nuh, usai mengisi ceramah agama di hadapan ratusan dokter di Graha BIK Iptekdok FK Unair Surabaya, Sabtu (1/4).

Nuh mengatakan, selain bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat, dokter juga harus bisa mengembangkan perwakafan. “Para dokter harus menjadi pelopor untuk mengembangkan dana abadi, mengembangkan perwakafan, yang ujung-ujungnya itu untuk masyarakat yang lebih luas lagi. Karena, tesisnya itu, di mana orang terbaik adalah orang yang paling banyak memberikan kemanfaatan bagi masyarakat,” terangnya.

Ia menjelaskan, dokter merupakan profesi yang sangat mulia. Dengan domain kemuliaan tersebut, profesionalitas dokter harus ditambah, untuk mendapatkan maqom atau kedudukan manusia di hadapan Allah SWT yang lebih tinggi lagi.

“Tentu para dokter itu mendapatkan tempat yang sangat khusus. Karena apa? Karena, selalu memberikan layanan kepada masyarakat,” katanya. Dalam kesempatan yang sama, Dekan FK Unair, Prof dr Budi Santoso, mengatakan FK Unair sepakat dengan apa yang disampaikan Mohammad Nuh soal perwakafan.

“Terkait dengan wakaf, kalau dulu-dulu kita bilang wakaf itu seperti membangun masjid, mewakafkan tanah, tetapi sekarang itu kita mewakafkan dalam bentuk uang, terus kemudian kita jadikan deposito, atau obligasi, sukuk, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Hasil dari wakaf seperti itu, dapat digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Seperti contohnya, untuk menyantuni anak yatim. “Jadi konsep yang agak berubah itu membuat pemikiran kita, wakaf itu bukan berarti wakaf masjid bukan. Tetapi, dalam bentuk uang, kemudian kita tanamkan dalam bentuk obligasi, sukuk dan lain-lain,” ujarnya.

Untuk diketahui, kegiatan keagamaan yang dilakukan FK Unair ini merupakan bagian dari kegiatan dalam menyambut bulan suci Ramadan tahun ini. Agenda kegiatan Ramadan ini bukan hanya salat tarawih dan pengajian, namun, juga digelar kegiatan dokter mengaji saat Nuzulul Quran hingga lomba-lomba islami, salah satunya lomba adzan.

“Harapannya, siapa juga kan harus dijiwai oleh spiritualisme islam, jiwa keislaman dan penyegaran, diharapkan di bulan suci Ramadan ini kita bisa mengisinya dengan ibadah,” pungkasnya. (red)