Gresik, (pawartajatim.com) – Perusahaan daerah di Gresik yang bergerak dibidang pelayanan air bersih ini didatangi pengunjuk rasa. Puluhan masa yang tergabung dalam aliansi Gerakan Air untuk Rakyat (Gerak) mendatangi kantor Perumda Giri Tirta Gresik.
Dalam aksinya mereka membawa sejumlah tuntutan mulai dari transparansi pengelolaan anggaran di Perumda yang bergerak dibidang penyediaan air ini hingga perombakan jajaran direksi. Koordinator Aksi Gerak, Syafik Udin, mengatakan, kinerja Perumda Giri Tirta Gresik memiliki beberapa catatan merah.
Mulai dari tidak bisa diaksesnya website, tagihan air pelanggan yang tiba-tiba melonjak tajam hingga keruhnya air. Disamping itu, pendemo juga menyebut air Perumda Giri Tirta Gresik yang didistribusikan sering kali mati dan keruh.
Mereka juga menuntut adanya transparansi laporan penggunaan anggaran Rp 25 miliar sebagai penyertaan modal 2019. “Kami minta agar ada perombakan besar-besaran di Perumda Giri Tirta Gresik karena banyak masyarakat yang masih mengeluhkan layanannya,” ujar Syafik.
Menjelang berakhirnya orasi masa menyerahkan dokumen yang diberi nama rapor merah untuk Perumda Giri Tirta Gresik. Dokumen itu berisi keluhan masyarakat seputar layanan air bersih. Setelah berorasi sekitar 20 menit selanjutnya masa meninggalkan kantor Perumda ini.
Usai menerima pengunjuk rasa, Direktur Utama (Dirut) Perumda Giri Tirta Gresik, Siti Aminatus Zariyah, mengucapkan, terimakasih dan memberikan apresiasi kepada para pendemo yang terus mengawal kinerjanya dalam memimpin Perumda Giri Tirta Gresik selama tiga tahun terakhir.
Risa panggilan akrab Dirut Perumda ini juga menerima rapor merah yang diserahkan oleh perwakilan pendemo sebagai bahan evaluasi sekaligus motivasi untuk jajarannya. Rapor merah ini saya terima sebagai simbol masyarakat cinta dengan Perumda Giri Tirta Gresik sehingga ingin ada perbaikan yang menyeluruh.
‘’Saya minta agar kinerja saya terus dikawal meskipun dengan menyampaikan pendapat dimuka umum,” tegas Risa. Pada kesempatan yang sama Risa, juga menjawab satu persatu tuntutan masa mulai dari pelayanan hingga penyertaan modal.
Menurut ibu dua anak ini, kekeruhan bahan baku air seringkali terjadi saat air baku dari kali Surabaya dan Umbulan gagal diolah. Jadi, Perumda Giri Tirta ini tidak memiliki sumber air baku sendiri. Kita beli air di Pemprov Jatim.
‘’Sehingga apabila sumbernya keruh, kemungkinan air yang kami distribusikan juga keruh meskipun tidak sekeruh air dari sumbernya,” ujar Risa. Sementara itu, mengenai tuntutan kasus korupsi di Perumda Giri Tirta Gresik Risa menyebut jika tuntutan itu salah alamat. Sebab, yang memiliki kewenangan terhadap kasus itu adalah penyidik KPK.
“Saya tegaskan jika kasus itu terjadi saat saya belum menjabat sebagai Dirut Perumda Giri Tirta Gresik,” tandasnya. Risa menuturkan, terkait dengan pelayanan air bersih pihaknya terus melakukan perbaikan kinerja.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pipa tua yang telah dia revitalisasi serta ada beberapa sumber air baku baru yang didapatkan saat dirinya menjadi dirut. Dulu saat awal dilantik saya diberikan target agar pelanggan Perumda Giri Tirta Gresik bertambah 1.000 pelanggan dalam lima tahun.
‘’Namun pada tahun kedua sudah bisa direalisasikan seiring dengan tambahan tiga sumber air baku baru,” tuturnya. Sedangkan untuk melayani pengaduan pelanggan, Risa telah meluncurkan program Banyu Bening.
Melalui program ini dirinya akan keliling ke kampung maupun desa yang menjadi pelanggan Perumda Giri Tirta Gresik untuk berdialog seputar persoalan air di Kabupaten Gresik. Bahkan, tidak jarang ada berbagai hal yang selama ini tidak dia ketahui bisa dicarikan solusi. “Saya menyadari memang dalam melayani masyarakat ini masih banyak keluhan. Mulai dari pipa sering bocor karena dimakan usia hingga keluhan seputar tagihan. Namun hal ini akan terus saya perbaiki maka dari itu saya butuh dikawal dan diingatkan,” pungkasnya. (dra)