Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Warga yang didominasi emak-emak menyerbu toko distributor minyak goreng/migor curah di Jalan Raya PB Sudirman, Banyuwangi, Jum’at (18/3). Antrean panjang tak terhindarkan. Akibatnya, pemilik distributor terpaksa lembur, menutup toko lebih lama.

Antrean langsung mengular begitu penjualan migor dibuka pukul 15.00 WIB. Panjang antrean sampai ke jalan raya. Antrean dipicu kelangkaan minyak goreng curah sejak tiga hari terakhir. “Sudah tiga hari ini kami menunggu pasokan. Begitu datang, langsung kita buka penjualan,” kata Edi Purnomo, pemilik toko distributor migor curah.

Sejatinya, toko miliknya harus tutup pukul 15.00 WIB. Karena melayani warga, pihaknya harus buka hingga pukul 17.00 WIB. “Sampai jam segini, antreannya masih terus. Kita tutup dulu, besok dibuka lagi,” jelas Purnomo.

Pihaknya mendapatkan pasokan minyak goreng curah sebanyak 75 drum, beratnya sekitar 13.500 kilogram. Sesuai HET, minyak goreng curah dijual Rp 15.500 per kilogram. Sebelumnya, harga Rp 12.500 per kilogram.

Menghindari kecemburuan, pembeli dibatasi maksimal 40 kilogram. “Kami membagi jatah 75 drum ini di tiga tempat. Supaya merata,” tegas Purnomo. Kebanyakan, pembeli migor curah adalah pedagang gorengan dan pembuat kerupuk.

Ada juga yang pedagang sembako. Mereka memilih minyak goreng curah karena harganya lebih murah. “Kalau minyak kemasan harganya mahal, bisa Rp 19.000 per liter. Kalau untuk jualan kerupuk jelas rugi,” keluh Wawan, salah satu pembeli migor.

Pihaknya berharap, pasokan minyak goreng terus lancar, harganya juga turun. Apalagi, menjelang puasa, permintaan terus meningkat. (udi)