Malang, (pawartajatim.com) – Dinas Pendidikan Kabupaten Malang selenggarakan penyegaran skrining penyakit jantung pada anak dengan metode elektrokardiografi. Kegiatan ini mengundang dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat.
Kepala Dinas/Kadis Kesehatan Kabupaten Malang, dr Wiyono, menyampaikan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan implementasi metode skrining atau deteksi dini penyakit jantung bawaan (PJB) yang sederhana, aplikatif dan efektif pada anak -anak di usia dasar (SD) di SDN Ngijo Karangploso.
Ia menyampaikan, kegiatan ini dapat membantu seluruh peserta masyarakat untuk meningkatkan layanan kesehatan EKG pada PJB di sekolah. Sementara, Dr Suwadji, S.IP, M.Si.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dr Suwadji, S.IP, M.Si., di ruang kerja Jumat (2/2) menyampaikan bahwa kegiatan Pekan Kesadaran Jantung Bawaan dilaksanakan Perki Malang Raya bekerja sama dengan Dinkes dan Dindik Kabupaten Malang di SDN 1 Ngijo Karangploso.

Menurut dia, kegiatan ini dalam upaya penanganan dan pencegahan PJB yang saat ini yang harus mendapat perhatian. Karena apabila dideteksi dini atau dilakukan upaya pencegahan, maka akan dapat tertangani dan dampaknya tidak membahayakan masa depannya.
Karena anak yang bermasalah di jantungnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tergangu konsentrasi belajarnya. Sedangkan. Bupati Malang Sanusi, memberikan paparan mengenai pentingnya pelaksanaan deteksi dini penyakit jantung bawaan.
Peserta diajak pula untuk langsung menanamkan secara langsung skrining penyakit jantung pada anak menggunakan elektrokardiografi. Materi selanjutnya mengenai pemahaman EKG pada anak dengan penyakit jantung oleh dr. Boby Kepala RSUD Kanjuruhan.
PJB merupakan defek kongenital atau bawaan yang menjadi salah satu penyebab kematian utama pada tahun pertama kehidupan. PJB disebabkan karena kelainan perkembangan jantung pada saat embriogenesis serta sebagian diketahui disebabkan karena defek genetik.
Di negara maju, ketiga PJB tersebut telah terdeteksi sejak janin dan masa kanak-kanak, sehingga penanganan secara menyeluruh dapat dilakukan yaitu berupa tindakan operatif atau intervensi non operatif untuk menutup defek.
Dengan diadakannya penyegaran skrinning penyakit jantung pada anak dengan metode elektrokardiografi ini diharapkan dapat membantu seluruh peserta dalam meningkatkan implementasi metode skrining/deteksi dini PJB yang sederhana, aplikatif dan efektif pada anak-anak tingkat sekolah dasar (SD) di puskesmas masing-masing. (a ely)