Surabaya, (pawartajatim.com) – Chef Danang Dwi Lukito, adalah Executive Chef Surabaya Suites Hotel. Dia adalah salah satu chef berbobot di Surabaya. Bukan hanya tubuhnya yang berbobot, tetapi juga memiliki pengalaman berbobot di bidangnya.
Selain dikenal sebagai sosok chef yang sering dipercaya untuk memimpin pasukan di dapur saat pembukaan sebuah hotel, laki-laki asal Kediri, kelahiran 31 Juli 1970 ini juga bisa diandalkan dalam proses penutupan sebuah hotel.
Masa kecil Danang, dihabiskan di Ngasem, Kediri. Termasuk saat menjalani pendidikan TK, SD, SMP dan SMA. Sejak anak-anak, Danang, senang makan dan memasak sendiri makanannya. Setelah lulus SMA, dia ditawari orang tuanya, untuk kuliah di BPTP yang sekarang berubah nama menjadi STP. Lembaga pendidikan ini adalah milik pemerintah yang ada di Bali.
Saat itu, ada bimbingan khusus profesi, oleh lembaga tersebut dia diarahkan di jurusan Food & Beverege (F&B) produk. Disana Danang sekolah selama dua tahun dan kemudian magang satu tahun lamanya di Grand Hyatt Bali, dan Hyatt Surabaya.
Karir pertama sebagai chef dimulai di Hotel Shangri-La Surabaya. Kemudian Radisson Yogyakarta, lalu Westin Surabaya, serta Holiday Inn Semarang, dan Grand Candi. Setelah sekian lama menapak karir sebagai chef di berbagai hotel, jabatan Executive Chef berhasil diraihnya di Hotel Ibis Malioboro, kemudian Novotel Solo, Garuda Jogja, Mercure Banjarmasin, Novotel Banjar Baru, The Sunan Solo, Pullman, Surabaya, Atria Malang. Juga sempat mengelola kitchen di Wahana Wisata di Dusun Semilir Semarang.
Akhirnya kembali ke dunia perhotelan, yaitu di Omni Batavia, lalu The Review Hotel Jakarta, lanjut Grand Mercure, Grand Angkasa Medan, Horison Ciledug, Arcadia Jakarta, dan Aston Inn Gresik, terakhir Surabaya Suites Hotel.
“Saya masuk ke Surabaya Suites Hotel setelah masa pandemi selesai,” kata Executive Chef Surabaya Suites, Danang Dwi Lukito, kepada pawartajatim.com, di Surabaya Minggu (18/8/2024). Perbedaan mendasar juga dirasakan saat menjadi chef di hotel adalah visi dan misi perusahaan, serta pembawaan General Manager (GM) dalam memimpin.
Contohnya ada hotel yang mengedepankan seni, namun ada juga yang mengutamakan program lingkungan. Termasuk saat menyiapkan menu, jika di hotel jaringan internasional maka ada guiding atau petunjuk, berbeda saat bekerja di hotel lokal, Chef Danang bisa lebih leluasa mengekspresikan kemauan dan kemampuannya.
Indonesia food atau makanan Indonesia lebih sulit, karena selain banyak menggunakan rempah-rempah sebagai bumbunya, Indonesia memiliki banyak suku dengan tradisi dan kultur masing-masing. Misalnya soto, ada banyak soto di Indonesia.
Mulai dari soto Lamongan, Madura, Kudus, Betawi, dan Banjar. Belum lagi menu akulturasi atau hasil perpaduan budaya. Pernah suatu ketika ada tes food di istana negara. Order tersebut dilayani langsung oleh Executive Chef tempat Chef Danang bekerja.
Chef tersebut adalah seorang Expert dari manca negara. Ternyata misi tersebut gagal. Padahal sudah dibuatkan recipe nya dan didampingi oleh salah seorang chef yang asli pribumi. Rupanya standar menu yang diyakini oleh Executive Chef tersebut berbeda dengan yang diinginkan oleh sekretariat istana presiden.
“Dari sini kita tahu bahwa chef kebanyakan adalah seorang idealis dalam soal patokan rasa, contoh banyak chef tetap menganggap masakan ibu adalah masakan paling enak,” jelas ayah dari dua anak ini.
Sebagai manusia yang religius, Chef Danang mengakui bahwa Allah menciptakan tangan setiap orang berbeda, dia pernah menguji lima orang untuk memasak menu yang sama dengan bahan, alat, recipe, method , timing yang sama, setelah dibuat ternyata hasilnya berbeda.
“Membuat lima masakan yang sama, tetapi hasil berbeda, itu karena faktor jam terbang, perasaan, dan suhu panas api kompor yang digunakan,” ungkap chef senior ini. Sebagai manusia biasa, seorang chef terkadang juga kedatangan mood atau perasaan tidak menentu seperti resah, atau gundah.
Jika mood sedang tidak baik, maka chef Danang memilih istirahat sejenak, dan tidak mengerjakan makanan dulu. Kemudian mengambil air wudhu dan melakukan shollat. Setelah suasana hati sudah nyaman, dia kembali bekerja.
Makanan yang disukai oleh Chef Danang, adalah semua masakan tradisional berkuah, dan dia tidak suka makanan junk food atau cepat saji. Sebagai chef profesional, Chef Danang sering menyiapkan menu untuk kepentingan event di tempatnya bekerja, yaitu Surabaya Suites Hotel.
Dia mencurahkan pikiran dan kemampuan terbaiknya untuk membuat menu yang dibutuhkan berdasarkan riset dan review event sebelumnya. Dia tidak segan untuk belajar khusus tentang taste suatu menu dan cara presentasinya.
“Keinginan terbesar saya adlah berbagi kepada setiap oran, jika bisa berbagi masakan, maka saya berbagi masakan,” pungkas pria yang dikenal ramah ini. Karena memiliki sifat dan karakter yang mudah berbagi.
Hal yang menyedihkan bagi Chef Danang, adalah saat atasan tidak mau berbagi ilmu, sedangkan dia sendiri tidak bisa mencuri ilmu tersebut. Dan hal yang menyenangkan Chef Danang adalah membuat orang lain senang. (nanang)