Executve Chef And Service Hotel Tunjungan Surabaya, Chef Arie Priambodo. (foto/ist)

Surabaya, (pawartajatim.com) – Kiprah chef berbobot dari hotel ke hotel. Sebuah lagu berjudul Rek Ayo Rek yang diciptakan Is Haryanto yang kemudian dipopulerkan kembali oleh penyanyi Didi Kempot berisi tentang ajakan untuk jalan-jalan di Tunjungan Surabaya.

Salah satu daya tarik wisata Kota Surabaya adalah kulinernya. Memang Surabaya adalah surga kuliner bagi mereka yang gemar berburu menu masakan tradisional khas Nusantara. Yaa…, di Surabaya kita bisa menikmati aneka kuliner lezat seperti rawon, sop buntut, nasi bebek, lontong balap, lontong kupang, rujak cingur dan masih banyak lagi masakan lainnya yang dapat memanjakan lidah.

Hotel Tunjungan yang terletak di Jl. Tunjungan No. 102-104 adalah salah satu hotel bintang empat terlaris di Surabaya. Hotel ini juga terkenal dengan sajian menu rawon dan sop buntutnya. Banyak tamu yang terpesona dengan kedua menu legendaris ini.

Daging buntut sapi yang disajikan dengan kuah bening dengan kondimen/ pelengkap kentang, wortel, emping mlinjo goreng, irisan jeruk nipis, kecap, serta sambal ijo ini benar-benar melahirkan sensasi tersendiri bagi yang menikmatinya.

Terkait menu sop buntut yang paling enak, Chef Arie, menyebutkan, bahwa sop buntut Hotel Borobudur Jakarta menjadi rujukan. Chef hotel tersebut pernah diminta oleh owner untuk datang khusus mengajari chef-chef Hotel Grand Angkasa Medan.

Dibalik menu lezat Sop buntut Hotel Tunjungan yang laris manis ini, terdapat tangan dingin seorang chef yang piawai mengelolanya. Dia bernama Arie Priambodo, jabatannya Executve Chef and Service Hotel Tunjungan.

Chef berbobot dan berbadan besar ini lahir di Jakarta 10 Agustus 1967, menempuh pendidikan SD di Depok, SMP di Jakarta, SMA di Jogjakarta. Diploma 3 di Akademi Keuangan dan Perbankan, kemudian lanjut Strata 1 Keuangan dan Perbankan di Jogjakarta.

Arie Priambodo lahir dan besar dari kalangan keluarga yang senang memasak, dari tujuh orang bersaudara, tiga orang berprofesi sebagai chef dan berhasil menjadi Executve Chef. Adiknya yang bernama Wisnu Untoro dan menjabat DJ Chef.

Sedangkan kakaknya Eko Cahyo juga menjadi Executve Chef. “Saya diajari oleh ibu dan bapak saya memasak Indonesian food dan Chinese food, utamanya daging sapi cabe hijau,” kata Executve Chef and Service Hotel Tunjungan, Arie Priambodo, kepada pawartajatim.com di Surabaya Sabtu (4/1/2025).

Executve Chef and Service Hotel Tunjungan Surabaya, Chef Arie Priambodo bersama staf. (foto/ist)

Sejak 1990, Chef Arie, berkarir dari hotel ke hotel, awalnya diajak sang  kakak, bekerja di Hotel Grand Hyatt Jakarta, lalu bekerja di kapal pesiar Awani Dream dengan rute  keliling dunia  mengunjungi tiga puluh negara dan melewati Terusan Suez dan Terusan Panama.

Di kapal tersebut Arie Priambodo, bekerja sebagai cook 1. Lalu di Sheraton Mustika Jogja, Aryaduta Palembang, Grand Clarion Makassar, Golden Tulip Banjarmasin, Novotel Coralia Bogor, Horizon Bekasi.

Di hotel ini Arie Priambodo, berhasil meraih jabatan Executive Chef. Perjalanan karir Arief Priambodo,kembali berputar, dia bekerja di Hotel Marbella Anyer, Tanjung lesung, Aston Neo Manokwari, Horison Jayapura, kemudian di Berau bekerja sebagai Consultants F&B, terakhir di Hotel Tunjungan Surabaya hingga sekarang.

Sebagai seorang yang mewarisi darah Chinese, tak heran jika Arief Priambodo sangat piawai dan mahir dalam memasak Chinese food seperti nasi goreng, bak mie, ta mie, lo mie fuyunghai, capcay, kwetiau, koloke, dan yang lain-lain.

“Untuk Chinese food, saya berkiblat ke Hongkong, sebagaimana yang diajarkan oleh tutor saya, Chef Wisnu. Kasino, di Grand Hyatt Jakarta,” jelas laki-laki yang memiliki hobi touring ini. Menurut Chef Arie Priambodo, masakan Chinese food terbilang cukup sulit, karena bahan dan bumbu harus fresh.

Perlu ketelitian dan kecermatan cukup tinggi, dan harus pas gramacy/takarannya, ditimbang dengan menggunakan timbangan kati. Selain menguasai Chinese food, dengan menu andalan masakan udang Sechuan, nasi goreng Cantonese dan nasi Hainan, Chef Arie, juga mahir membuat masakan Jepang dan Western.

Pada Event Tahun Baru kemarin, Hotel Tunjungan menggelar Internasional Gala Buffett Dinner. Chef  Ari menyajikan aneka menu Chinese, Western Japanese, dengan menampilkan lobster saldo, beef Welington, suki Suki, dan asorted mini pastry.

Dalam bekerja Chef Arie benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme, baginya memasak harus harus profesional, tidak terpengaruh oleh mood dengan alasan apapun. Selain itu anak buahnya di trial menu supaya bisa memasak sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP), membuat foto tacking dan melakukan presentasi.atau penyajian.

Hal yang menyenangkan bagi Chef Arie  adalah bisa berbagi ilmu  kepada  bawahan, terutama putra daerah tempat dia bekerja, saat ini banyak biasanya yang menjadi chef, bahkan ada yang menjadi seorang eksekutif chef.

“Saya senang, karena ada beberapa  binaan saya di Indonesia timur. Seperti Kalimantan dan Papua yang sukses jadi Executve Chef,” ungkap pria yang menyukai musik Jazz dan Bosanova ini.

Kegembiraan dan kebanggaan Chef Arie, tidak hanya sampai disitu, dia juga pernah mendapatkan kesempatan dan kehormatan melayani para kapolda dan pangdam. Tidak hanya itu, dia juga pernah melayani presiden dan wakil presiden Indonesia.

Diantaranya Wakil Presiden Try Sutrisno, saat di Tanjung Lesung Resor dengan menu nasi goreng pete, kemudian Presiden Megawati di Aceh. Wakil Presiden Yusuf Kalla waktu di Banjarmasin, menyajikan hidangan sop konro.

Sedangkan semasa melayani Susilo Bambang Yudhoyono di Ambon, dia menampilkan menu BBQ. “Kalau Kapolda dan Pangdam biasany lebih menyukai kambing Guling,” ungkap Ketua Dewan Pembina PCPI Provinsi Kalimantan Selatan.

Hal yang paling menyedihkan bagi Chef Arie, adalah saat sang kakak yang disayanginya meninggal dunia di Banjarmasin. Chef Arie, sedang berada jauh dari posisi nya, sedangkan untuk pulang dan memulangkan jenazah butuh biaya besar.Itulah profesi seorang chef, mirip tentara yang harus siap ditugaskan dan ditempatkan dimanapun.

Keinginan terbesar Chef Arie, kelak jika sudah pensiun, dia ingin tetap berkarya dengan membuka usaha kuliner Chinese food seperti yang ditekuninya selama ini. (nanang)