
Surabaya, (pawartajatim.com) – Dalam upaya mendukung program pengelolaan penyakit kronis yang dicanangkan oleh pemerintah, Prodia sebagai penyedia layanan laboratorium klinik terkemuka di Indonesia menggelar Roadshow Seminar Dokter Nasional 2025 di 11 kota besar di seluruh Indonesia. Mengusung tema “Breaking Barriers, Building Health: The Science of Chronic Disease”, seminar ini bertujuan memberikan wawasan terkini kepada para klinisi mengenai manajemen penyakit kronis, seperti obesitas, gangguan ginjal, penyakit jantung, hipertensi, serta diabetes melitus.
Regional Marketing Manager East Java & Batara Region Prodia, Eko Praptiningsih, menjelaskan bahwa seminar ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kesehatan secara dini.
“Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, hingga penyakit jantung kini semakin umum ditemukan. Dengan melakukan pemeriksaan sejak dini, kita dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut,” kata Eko saat ditemui dalam seminar dokter nasional yang digelar di Hotel Harris Surabaya, Sabtu (31/5).
Surabaya menjadi salah satu kota penyelenggara seminar nasional ini, dengan menghadirkan narasumber ahli, yakni Dr. dr. Sony Wibisono, SpPD-KEMD, FINASIM dan dr. Maria Angela, Sp.GK, AIFO-K.
Kegiatan ini dipandu oleh dr. Hermawan Susanto, SpPD-KEMD, FINASIM sebagai moderator. Seminar ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan, khususnya dalam mendukung efektivitas pengelolaan penyakit kronis di Indonesia.
Data menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi diperkirakan akan meningkat hingga 29 persen dari populasi dewasa global pada tahun 2025. Hipertensi sendiri merupakan salah satu faktor risiko utama yang dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta), dan pembuluh darah perifer.
Dr. dr. Sony Wibisono, SpPD-KEMD, FINASIM, menambahkan bahwa tren peningkatan kasus diabetes melitus juga sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan pada 2024, Indonesia memiliki lebih dari 20 juta penderita diabetes melitus.
‘’Ini menempatkan Indonesia dalam lima besar negara dengan jumlah kasus diabetes tertinggi di dunia. Penyakit ini sering kali berkaitan erat dengan hipertensi, yang meningkatkan risiko terjadinya stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal,” jelas Dr. Sony.
Sementara itu, Matthew Justyn selaku Routine Product Manager Prodia menyampaikan bahwa penyakit kronis merupakan tantangan besar dalam dunia kesehatan saat ini. “Karena itu, Prodia berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman dokter dan tenaga medis mengenai pentingnya skrining, deteksi dini, pengelolaan, dan pemantauan penyakit kronis secara menyeluruh,” ujarnya.
Mengutip data dari WHO, lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama meningkatnya prevalensi penyakit ini di Indonesia.
Karena itu, edukasi kepada tenaga medis dan masyarakat menjadi aspek krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit jantung dan kronis lainnya. Melalui seminar ini, Prodia menghadirkan berbagai pakar di bidang kesehatan untuk membahas perkembangan terbaru dalam manajemen penyakit kronis.
“Seminar ini juga menjadi wadah diskusi bagi para dokter untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan di lapangan, sekaligus memberikan wawasan mengenai inovasi pemeriksaan laboratorium yang mendukung deteksi dini, penanganan, serta pemantauan penyakit kronis secara personal dan holistik,” tutup Matthew. (ony)