Surabaya, (pawartajatim.com) – Aksi nyata Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Surabaya terjun di bencana. Hujan deras yang melanda Kota Surabaya beberapa hari ini, tidak hanya menyebabkan bencana banjir di beberapa wilayah, tetapi juga atap rumah roboh dan pohon timbang mengganggu ruas jalan dan menyebabkan macet.

Tidak hanya itu, pada Selasa 24 Desember 2024 sekitar pukul 16.00 WIB saat di Surabaya hujan deras, seorang anak laki-laki bernama Muhammad Riski berusia  sekitar tiga setengah tahun warga Jl. Babatan Gang 2 F No. 61 RT 05 RW 06 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung Kota Surabaya keluar rumah tanpa sepengetahuan pengasuhnya yang bernama  Sibi (61) dan Intan (39).

Anak tersebut bermain di halaman bersama dengan dua orang temannya. Kemudian Sibi diberi tahu oleh seorang anak yang juga ikut bermain, bahwa korban tenggelam di gorong-gorong selokan dekat rumah.

Upaya pencarianpun dilakukan oleh Tagana Kota Surabaya, relawan SAR Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Praja Kecamatan Wiyung, Polsek Wiyung, Babinsa Kelurahan Babatan, Komando Rayon Militer (Koramil).

Merekamendatangi lokasi kejadian, melakukan koordinasi, menyisir saluran, dan melakukan penelusuran pencarian di sepanjang sungai Makmur dan manuver diatas air hingga 5 km.

“Kami telah melakukan pencarian selama 3 hari,” kata Pengurus Tagana Kota Surabaya, Satria kepada pawartajatim.com, di Surabaya Kamis (26/12/2024). Di lapangan, juga terlihat anggota Tagana Kota Surabaya yang lain, seperti  Oktavianus Erens, Iwan Maulana, Daud, Paryudi, Harianto, Maryono, Gunarto, Septian, Rawan, dan Wahyu Nurjanah.

Sementara Koordinator Tagana Kota Surabaya, Sigit Eki Arianto, menjelaskan bahwa keberadaan Tagana pada saat terjadi bencana adalah salah satu tugas pokok bencana yang diatur dalam Peraturan Menteri Sosial.

“Sebelumnya kami juga terlibat dalam penanganan bencana di Banjir Rob Asemrowo,  Angin Tofan Jojoran,  dan atap roboh di Gedung Setan Banyuurip,” jelas Sigit Eki Arianto. Pencarian korban akan terus dilakukan sampai korban ditemukan atau dinyatakan berhenti oleh BPBD selaku koordinator pada penanganan bencana. (nanang)