Pasuruan, (pawartajatim.com) – Dalam rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1092, berbagai kegiatan dilakukan. Salah satu kegiatan itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Lekok Asri, dan Project Stop, bersama masyarakat Kecamatan setempat melakukan aksi membersihkan pantai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lekok, Jatirejo. Kegiatan ini dimulai sejak pertengahan Desember dan berakhir 22 Desember.
Dengan mengusung tema Laut Bersih, Hasil Melimpah, Sehat Terjamin, inisiatif ini dilakukan untuk mengingatkan warga setempat bahwa laut merupakan sumber kehidupan. Dan penting menjaga kebersihan dan menangani sampah di wilayah pesisir.
Juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih bagi kesehatan dan perekonomian. Aksi bersama bersih pantai Lekok dihadiri 313 relawan, yang terdiri dari unsur Pemkab dan kecamatan, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Desa setempat, PKK, kelompok masyarakat, kelompok nelayan, dan pelajar.
Turut hadir dan mendukung kegiatan ini adalah Nestlé sebagai mitra strategis dan penyandang dana utama kemitraan kota Project Stop di Pasuruan, dan Siegwerk yang juga terlibat sebagai salah satu mitra strategis dalam Project Stop. Selain itu, mitra strategis Project STOP yaitu Borealis, Pemerintah Norwegia, serta Borouge.

“Sejak tahun 2020, Project STOP di Kabupaten Pasuruan telah menyediakan layanan persampahan bagi lebih dari 113.000 orang di Kecamatan Lekok dan Nguling, dengan didukung oleh Pemkab Pasuruan, Dinas Lingkungan Hidup, maupun dinas terkait, serta menggandeng pihak swasta untuk bekerja sama mengatasi permasalahan pengelolaan sampah,” kata Lintong Manik Program Manajer Project STOP Pasuruan.
Lebih lanjut Lintong menjelaskan, melalui aksi bersama membersihkan Pantai Lekok selama sepuluh hari, pihaknya telah membersihkan sekitar 2,200 m2 luas area pesisir di sekitar TPI Lekok, yang merupakan tempat bermukim kelompok nelayan dari Desa Jatirejo dan Tambak Lekok. Juga berhasil mengumpulkan sekitar 200 ton sampah yang terdiri dari 68,6 ton sampah plastik.
Kegiatan ini berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Tak lupa mereka menerapkan peraturan keselamatan kerja dan protokol kesehatan bagi setiap relawan yang terlibat. Serta melakukan penjadwalan kerja bagi relawan setiap harinya.
Tak hanya itu, Project Stop di Pasuruan juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya sebagai rangkaian dari aksi membersihkan pantai. Misalnya kompetisi seni berbahan sampah bagi pelajar se-kecamatan Lekok dan Nguling yang bekerja sama dengan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) untuk menyediakan pameran edukasi persampahan.
Juga menyediakan instalasi dari sampah plastik untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pelajar tentang pentingnya lingkungan yang bersih bebas sampah plastik. Serta dapat mengelola sampah dengan bijak agar dapat didaur ulang menjadi material baru untuk mendorong ekonomi sirkular.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pasuruan Anang Saiful Wijaya yang hadir langsung, mengapresiasi kegiatan bersih pantai ini. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Serta sebagai bentuk dukungan terhadap sistem pengelolaan sampah yang saat ini sudah tersedia di Kecamatan Lekok dengan melibatkan Kerjasama lintas sektor,” tandas Anang.
Apresiasi yang sama juga disampaikan oleh Head of Sustainability PT Nestlé Indonesia, Prawitya Soemadijo yang juga hadir di lokasi. “Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Pemerintah Kecamatan Lekok, dan dinas terkait, serta masyarakat dan kelompok nelayan atas partisipasinya dalam kegiatan ini. Kami berharap inisiatif yang dilakukan Project Stop bersama mitra-mitranya, termasuk Nestlé dapat mengatasi tantangan pengelolaan sampah, termasuk sampah plastik, sehingga dapat memberi manfaat sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar,” ujar Prawitya.
Melalui Project STOP di Pasuruan, pihaknya berupaya untuk menyediakan solusi tepat guna dengan menyediakan sarana dan prasarana pendukung, mulai dari sistem pengangkutan sampah, pemilahan dan pengolahan sampah di fasilitas TPST3R.
Dengan demikian dapat mendukung upaya pemerintah dalam upaya menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan. Project Stop telah menghadirkan pelayanan pengolahan sampah untuk lebih dari 258.000 orang. (dra)











