Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Ekspor perdana buah naga organik resmi dilakukan Banyuwangi, Kamis (24/3). Total senilai Rp 1,8 miliar. Buah naga ini bisa tembus pasar luar negeri setelah mendapatkan sertifikat organik.  

Eskpor buah naga ini menjadi kabar gembira bagi petani. Apalagi, di tengah pandemi Covid. “Program ekspor ini selaras dengan gerakan Banyuwangi Rebound yang kita usung bersama, gerakan antar sektor untuk pemulihan ekonomi,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.  

Ipuk mengajak para petani di Banyuwangi terus berinovasi. Terbukanya pasar ekspor, para petani diharapkan menyesuaikan dengan standard kualitas yang ditetapkan. “Kita harus mengubah mindset. Jika sudah masuk ke pasar ekspor, jangan hanya berorientasi pada kuantitas saja, tapi nuga harus memperhatikan kualitasnya.  

Gunakan bahan-bahan organik akan semakin menambah nilai jualnya,” terangnya. Pihaknya juga menggandeng banyak pihak bergotong royong menuntaskan berbagai persoalan yang ada,” tegasnya.  

Di pasar ekspor, harga buah naga organik bisa tembus Rp 30.000 per kilogram. Selain buah naga, ekspor perdana ini menyertakan buah rambutan dan kapulaga. Rencananya, berbagai komoditi ini akan diekspor juga ke-15 negara lainnya. (udi)