Surabaya, (pawartajatim.com) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur mewaspadai tekanan nilai tukar mata uang. Terutama mengenai pelemahan terhadap Rupiah yang akan memberi dampak inflasi, sehingga akan berpengaruh terhadap stabilitas inflasi.

Kepala KPw BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan, untuk mewaspadai pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut, pihaknya memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim.

Sebab, menurutnya, di era ketidakpastian global saat ini, dinilai perlu ada kewaspadaan khusus untuk memastikan kondisi ekonomi. Ini yang menjadi fokus kita, kalau kita lihat beberapa negara, tidak hanya Indonesia, nilai tukarnya mengalami deviasi dibandingkan dengan US Dollar.

‘’Kalau kita lihat, Indonesia relatif secara rata-rata tingkat deviasinya masih lebih baik dibandingkan beberapa negara,” kata Erwin, usai menggelar Halal Bihalal dan Media Briefing 2024 di Surabaya, Senin (22/4/2024).

Ia menegaskan, Bank Indonesia dengan berbagai stakeholder terkait akan terus berupaya menjaga stabilitas untuk memastikan kondisi perekonomian di Jatim. Sedangkan, untuk kewaspadaan kedua, yakni dari segi impor.

“Tantangan ke depan dalam menghadapi importir bisa lebih berat, mengingat nilai tukar rupiah terhadap dollar saat ini sedang berada di angka Rp 16.278. Sehingga, ini akan menjadi perhatian bersama. Upaya-upaya stabilitas akan terus menjadi fokus BI ke depan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Erwin juga menekankan pentingnya menggunakan produk dalam negeri sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. “Tentu, upaya yang kita lakukan seperti kampanye bangga menggunakan produk buatan Indonesia. Itu terus dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Sekarang produk kita sudah bagus, tentunya ini kita akan mengurangi permintaan,” pungkasnya. (red)